Sabtu, 31 Maret 2012

Gangguan Belajar
Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan perspektif berikut (Lyon & Moats,1988)

1. Model Psikoedukasi
Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi definisi yuang diduga mendasarinya.

2. Model Behavioral
Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar, atau perilaku yang memampukan (enabling behaviours).

3. Model Medis
Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merupakan simtom-simtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis.

4. Model neuropsikologi
Berasal dari model psikoedukasi dan medis, diasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan deficit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis).

5. Model lingguistik
Berfokus pada defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suara-suara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka.

6. Model kognitif
Berfokus pada bagaimana anak-anak mengatur pemikiran-pemikiran mereka ketika mereka balajar materi-materi akademik.

Jumat, 30 Maret 2012

Jenis jenis Gangguan Belajar/Learning Disorders (LD):



1. Gangguan Membaca (Disleksia):

Adalah ketrampilan membaca yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anak.Ciri khasnya: gagal dalam mengenali kata-kata, lambat & tidak teliti bila membaca, pemahaman yang buruk.∑ 4% dari anak usia sekolah di AS∑ anak laki-laki 3-4 kali > anak perempuanGangguan. emosi & perilaku yang sering menyertai: - ADHD, Conduct disorder, & depresi (remaja)


2. Gangguan Matematik (diskalkulia)

Adalah ketrampilan matematik yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anakCiri khasnya adalah kegagalan dalam ketrampilan :
- linguistik (memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke simbol matematika),
- perseptual (kemampuan untuk memahami simbol dan mengurutkan kelompok angka)
- matematik (+/-/x/: dan cara mengoperasikannya)
- atensional (mengkopi bentuk dengan benar, mengoperasikan simbol dengan benar)
- Prevalensi 5% anak usia sekolah
- Anak perempuan > anak laki-laki
- Biasanya disertai gangguan belajar yang lain
- Kebanyakan terdeteksi ketika berada di kelas 2 dan 3 SD (6-8 th)


3. Gangguan Menulis Ekspresif (Spelling Dyslexia, Spelling Disorder)

Adalah ketrampilan menulis yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anakBanyak, ditemukan kesalahan dalam menulis dan penarnpilan tulisan yang buruk (cakar ayam). Biasanya sudah tampak sejak kelas 1 5DRasa frustrasi, marah oleh karena kegagalan dalam prestasi akademik menyebabkan munculnya gangguan depresi yang kronis. Bagaimana

Kamis, 29 Maret 2012


Anak Prasekolah
Yang dimaksud anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman.  Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia mereka biasanya mengikuti program tempat penitipan anak(3 bulan - 5 tahun) dan kelompok bermain  (3 tahun) sedangkan  pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak.
Berikut ini adalah cirri-ciri anak prasekolah menurut Snowman

a.     Ciri fisik anak prasekolah atau TK
§  Umumnya anak prasekolah sangat aktif.  Mereka telah memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
§  Setelah anak melakukan berbagai kegiatan anak membutuhkan istirahat yang cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan oleh anak.
§  Otot-otot besar pada anak lebih berkembang dari control terhadap jari dan tangan.
§  Anak masih terus mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek berukuran kecil.
§  Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala masih lunak.
§  Tubuh anak laki-laki pada umumnya lebih besar.

b.    Ciri social anak prasekolah atau TK
§  Memiliki satu atau dua sahabat, tapi sahabat ini cepat berganti.
§  Kelompok bermainya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik
§  Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Beberapa tingkah laku social anak antara lain:
-         Tingkah laku Unoccupied: anak tidak bermain dengan sesungguhnya, hanya berdiri dan memandang anak lain yang sedang bermain.
-         Bermain soliter : anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan.
-         Onlooker : anak menghasilkan waktu dengan mengamati. Terkadang hanya berkomentar, tetapi tidak ikut bermain.
-         Parallel : anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain
-         Asosiatif : anak bermain dengan anak lain tapi tanpa organisasi.
-         Kooperatif : anak bermain dalam kelompok, dimana ada organisasi.
§  Perselisihan sering terjadi tetapi hanya sebentar.
§  Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing.

c.     Ciri Emosional pada anak usia prasekolah atau TK
§  Cenderung mengekspresikan dengan bebas dan terbuka
§  Iri hati sering terjadi
 
d.    Ciri kognitif Anak usia prasekolah atau TK
§  Pada umumnya telah terampil dalam berbahasa
§  Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang

Rabu, 28 Maret 2012


Abnormal Behaviour

Definition of Abnormal Behaviour
Abnormal behaviour didefinisikan sebagai tindakan, pikiran, dan rasa yang menyakiti ataupun yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Bahaya disini banyak bentuknya, seperti :
v  Pengalaman yang tidak senang ( seperti rasa khawatir atau depresi )
v  Tidak mampu untuk berhubungan dengan orang yang cukup untuk mempunyai persahabatan yang abadi atau hubungan kekeluargaan.
v  Mempunyai masalah kesehatan fisik hasil dari perilaku abnormal ( seperti ketika seseorang yang prosedur dentalnya yang terlalu ditakuti mempunyai kebutuhan operasi mulut )
v  Tidak mampu berfungsi dalam sebuah pekerjaan.

Perilaku abnormal bukan hanya menunjukan masalah yang jarang dan aneh tapi juga masalah – masalah dalammengatasi kehidupan yang berpengalaman oleh banyak orang.

Definisi abnormal memerlukan pendapat yang subjektif dalam 2 cara, yaitu :
  1. Abnormal itu seolah-seolah didefinisikan dalam bagian bahaya daripada yang tidak biasanya.
Ini harus diputuskan apakah sebuah masalah individu cukup berat untuk disadari berbahaya.
  1. Subjektivitas juga sebuah masalah dalam definisi apa itu berbahaya.
Keputusan itu menggambarkan nilai seseorang membuat penentuan, dan nilai – nilai yang berbeda dari satu kebudayaan ke lainnya.

Konsep perilaku abnormal sulit digunakan tidak hanya karena subjektivitas yang melekat tapi juga karena psikologi – psikologis yang telah tidak mampu untuk menyetujui bagaimana perilaku normal berbeda dari perilaku abnormal.

Continuity Hypothesis, perilaku abnormal hanya merupakan bentuk yang lebih berat dari masalah-masalah psikologi.
Discontinuity Hypothesis, perilaku abnormal berbeda secara fundamental dari masalah-masalah psikologis yang normal.

Kamis, 22 Maret 2012

Intelegensi menurut James McKeen Cattell



Tes Intelegensi
Tes intelegensi itu dirasakan sangat penting didorong oleh kesadaran akan perlunya memperlakukan manusia secara individual sesuai dengan kapasitas dan petensinya masing masing, terurama bila menyangkut bidang pekerjaan dan pendidikan.

James McKeen Cattell (25 Mei 1860 - 20 Januari, 1944), psikolog Amerika, adalah profesor pertama psikologi di Amerika Serikat di University of Pennsylvania dan penerbit jurnal ilmiah dan publikasi, terutama jurnal Science. Dia juga bertugas di dewan pengawas untuk Layanan Sains.
Cattell membantu mendirikan psikologi sebagai ilmu yang sah, dan layak ditempatkan di tingkat tertinggi akademi. Pada saat kematiannya, New York Times memuji dia sebagai "dekan ilmu pengetahuan Amerika." Namun Cattell mungkin paling diingat untuk oposisi yang tak kenal kompromi untuk keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I. oposisi publik Nya untuk draft menyebabkan pemecatannya dari jabatannya di Columbia University, sebuah langkah yang kemudian menyebabkan banyak universitas di Amerika untuk membangun masa jabatan sebagai sarana melindungi keyakinan yang tidak populer.


Sejarah
Pada abad XIV, di Cina, telah berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi para pelamar jabatan pegawai negara. Untuk dapat diterima sebagai pegawai, para pelamar harus mengikuti ujian, ujian tertulis mengenai pengetahuan konvusion klasik dan mengenai kemampuan menulis puisi. Ujian ini berlangsung sehari semalam di tingkat distrik. Kurang dari 7% pelamar yang biasanya lulus tingkat distrik kemudian harus mengikuti ujian berikutnya yang berupa menulis prosa dan sajak. Dalam ujian ke 2 ini kurang dari 10% peserta yang lulus. Akhirnya barulah ujian tingkat akhir diadakan di peking dimana diantara para peserta terakhir ini hanya lulus 3% saja. Lulusan ini kemudian diangkat menjadi mandarin dan bekerja sebagai pegawai negara. Dengan demikian dari ke 3 tahap ujian tersebut hanya 5 diantara 100.000 pelamar yang akhirnya menjadi mandarin.

Rintisan Cattel 

Mungkin suatu kebetulan, bahwa awal perkembangan pengukuran mental berpusat pada kempuan yang bersifat umum yang kita kenal sebagai tes intelegensi. Usaha pengukuran intelegensi berkembang dalam kurun waktu yang kurang lebih serempak di amerika serikat dan perancis.
Di amerika, usaha pertama tersebut dimulai oleh tokoh pencetus istilah “tes mental”, james McKeen cattell (1860-1944), yang menerbitkan bukunya mental tes and measuremens di tahun 1890. buku ini berisi serangkaian tes intelegensi yang terdiri atas 10 jenis ukuran. Ke 10 macam ukuran tersebut adalah :

1. dinamo meter peasure, yaitu ukuran kekuatan tangan menekan pegas yang dianggap sebagai indikator     aspek psikofisiologis.
2. rate of movement, yaitu kecepatan gerak tangan dalam satuan waktu tertentu yang dianggap memiliki komponen mental didalamnya.
3. sensation areas, yaitu pengukuran jarak terkecil diantara 2 tempat yang terpisah dikulit yang masih dapat dirasakan sebagai 2 titik berbeda.
4. peasue caosing pain, yaitu pengukuran yamg dianggap berguna dalam diaknosis terhadap penyakit saraf dan dalam mempelajari status kesadaran abnormal.
5. least noticabele difference in weight, yaitu pengukuran perbedaan berat yang terkecil yang masih dapat dirasakan seseorang.
6. reaction time for sound, yang mengukur waktu antara pemberian stimulus dengan timbulnya reaksi tercepat.
7. time for naming colors, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap proses yang lebih”mental”daripada waktu-reaksi yang dianggap reflektif.,
8. bisection of a 50-cm line, yang dianggap sebagai suatu ukuran terhadap akurasi “ space judgment’
9. judgment of 10second time, yang dimaksudkan sebagai ukuran akurasi dalam ‘time judgment’( subyek diminta menghitung 10 detik tampa bantuan apapun).
10. number of latters repeated upon once hearing, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap perhatian dan ingatan( subyek diminta mengulang huruf yang sudah disebutkan 1x)
skala skala binet-simon (alfred binet, 1857-1911)
dilakukan dengan cara mengukur lingkaran tempurung anak-anak (metoda kraniometri) untuk mengukur ketajaman bayangan, ketahanan dan kualitas perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, dan kecakapan kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat.


Jumat, 16 Maret 2012


Memanfaatkan Teknologi dalam Pembelajaran

    Dalam psikologi pendidikan dikenalkan juga cara mengajar yang efektif. Salah satu dari aspek mengajar yang efektif adalah keahlian teknologi. Untuk mendukung proses belajar maka pengajar dapat menggunakan teknologi yang sedang berkembang saat ini. Namun teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar. 
   Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan teknologi ini benar-benar dapat mendukung terciptanya lingkungan belajar yang baik. Hal-hal yang dimaksud antara lain adalah
  • Visi dan dukungan dari tokoh pendidikan
  •   Guru yang menguasai teknologi untuk pengajaran
  •  Standar dan isi kurikulum
  •    Penilaian efektivitas teknologi untuk pembelajaran
  •  Memandang anak sebagai pembelajar yang aktif dan konstruktif

Untuk menjadi Guru yang efektif sebaiknnya guru mampu melakukan hal-hal berikut:
  •   mengembangkan keahlian tekonologi dan mengintergrasikan computer ke dalam proses belajar di kelas
  • mengetahui cara menggunakan computer dan cara mengajar murid untuk menggunakan computer
  •  mengetahui cara menggunakan dan cara mengajar menggunakan alat komunikasi computer seperti internet
  •  memahami dengan baik berbagai perangkat penting lainnya untuk mendukung pembelajaran murid yang cacat
  • dapat mengevaluasi efektifitas game instruksional dan simulasi komputer
Dalam mendukung penggunaan teknologi sebagai pendukung proses pembelajaran, National Educational Technology standards (NETS) mengembangkan aspek-aspek berikut:
·         standar landasan teknologi untuk murid, yang mendeskripsikan apa yang harus diketahui oleh murid dan tentang apa yang dapat dilakukan dengan teknologi tersebut
·         standard penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar yang mendeskripsikan bagaimana teknologi harus dipakai dalam kurikulum untuk mengajar, belajar, dan manajemen instruksionak
·         standard pendukung teknologi pendidikan, yang mendeskripsikan system, akses, pengembangan staf, dan perangkat pendukung yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif
·    standard unntuk penilaian murid dan evaluasi pengggunaan teknologi, yang mendeskripsikan beragam cara untuk menilai kemajuan murid dan mengevaluasi penggunaan teknologi dalam prose belajar mengajar.

Adapun sisi positif dari penggunaan teknologi ini adalah:
  • dapat membuat murid menjadi lebih kretif dalam menulis dan berkreasi
  • dapat menggunakan internet untuk menjelajahi banyak hal
  •  mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan dimasa depan
  •  membuat suasana belajar menjadi lebih mesnarik dan tidak membosankan