Rabu, 27 Juni 2012


BEHAVIORAL DISORDER PADA ANAK-ANAK

            Perilaku menyimpang dalam istilah psikologi sering disebut dengan Disruptive Behavior, dan karena perilakunya negative dan tidak normal maka termasuk dalam gangguan perilaku, disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders. Disruptive behavior ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang ditampakkan anak dalam kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu disekelilingnya. Respon yang sering munculya itu kemarahan, ketidaksabaran, penolakan dan sebagainya. Ada 3 macam perilaku yang termasuk dalam Disruptive Behavior Disorder yaitu :

A. Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)

ADHD adalah cacat dimana anak-anak menunjukkan satu atau lebih dari karakteristik ini selama periode waktu. Karaktersitik tersebut adalah : (1) Kelalaian, (2) Hiperaktivitas, dan (3) Impulsif. Anak-anak yang lalai mengalami kesulitan seperti fokus pada satu hal saja yang mungkin saja mereka bosan dengan tugas setelah hanya beberapa menit, atau bahkan detik. Anak-anak yang menunjukkan tingkat hiperaktif tinggi mempunyai tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Anak-anak yang impulsif mengalami kesulitan mengendalikan reaksi mereka, mereka tidak melakukan pekerjaan dengan berpikir lebih baik sebelum bertindak. Tergantung pada karakteristik bahwa anak-anak dengan tampilan ADHD, mereka dapat didiagnosis sebagai (1) ADHD dengan didominasi kekurangan perhatian, (2) ADHD dengan didominasi hiperaktif / impulsif, atau (3) ADHD dengan kedua-duanya yaitu  kurangnya perhatian dan hiperaktif / impulsif.
Gejala utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau tidak adanya konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala sesuatu yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti dengan perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu, anak biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering mengganggu orang lain.

B. Conduct Disorder
 
Conduct disorder ini merupakan perilaku yang melatarbelakangi seorang anak memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau kriminalitas. Perilaku yang ditampilkan dalam conduct disorder merupakan perilaku yang tidak menghargai hak-hak orang lain, melanggar aturan, norma-norma yang berlaku  atau pun hukum. Conduct disorder biasanya muncul sebelum masa pubertas, diperkirakan 9% terjadi pada laki-laki dan 2% pada anak-anak perempuan. Conduct disorder ini meliputi juga perilaku bermusuhan atau menyakiti orang lain.

C.  Oppositional Defiant Disorder

Oppositional defiant disorder biasanya terjadi pada anak-anak usia 8-12 tahun, dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pada anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negative dan menyimpang, biasanya disertai dengan komplain-komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan kemampuan berargumentasi tentang apa yang dilakukannya. Reaksi-reaksi yang ditampilkan pada saat masa remaja adalah reaksi negative terhadap kemandirian. Kemungkinan besar anak-anak atau remaja dengan gangguan tersebut akan mengalami juga gangguan suasana perasaan(mood disorder) ataupun gangguan kepribadian pasif-agresif.

Sabtu, 09 Juni 2012

Simulasi Pedagogi dan Andragogi

Disini kami mensimulasikan Pedagogi dan Andragogi dengan Peran Ibu yang membangunkan kedua anaknya.
Pedagogi
Mama            : “Bibi,cica banguuuuuuun!!! Sudah jam berapa ini! Sekolah sekolah!!”
Bibi dan cica   : *terbangun* “aduh sudah jam berapa ini ma”
Mama            : “Cepat mandi,pakaian,sarapan!!”
Bibi                : *mandi*
Cica               : “Ma, pakaianku mana? Sepatuku mana?”
Mama          : “Ini pakaian dan sepatumu. *sambil menyisir rambut cica* Bibi cepat mandinya biar kalian sarapan!!”
Cica dan Bibi  : *sarapan yang masih disuapin setelah itu menyalami tangan mamanya dan pergi ke sekolah*
Andragogi
Alarm berbunyi
Bibi dan cica     : *terbangun* “sudah pagi,ayo kita sekolah!”
Bibi dan cica     : *langsung mandi dan pakaian*
Mama              : “Ini sarapan kalian”
Bibi dan cica     : *sarapan dan setelah itu menyalami tangan mamannya dan pergi ke sekolah*
Pedagogi disini bahwa anaknya masih memerlukan bantuan ibunya. Dimana-mana masih bertanya dan ibunya yang memberitahu sedangkan Andragogi disini bahwa anaknya sudah mandiri. Mereka sudah dewasa dan sudah tahu apa kewajiban mereka tanpa harus dibangunkan lagi, diberitahukan dan dibantu dalam segala hal.
Terima kasih^^



Mini Proyek Psikologi Pendidikan 2011/2012
 Nama Kelompok  




 
Topik      :  Dinamika Kreativitas dalam Ruang Lingkup Pendidikan
Judul   : Pandangan Mahasiswa Psikologi USU terhadap Kreativitas Pengajar Fakultas Psikologi USU dalam Ruang Lingkup Pendidikan

Pendahuluan    
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang efektif.  
Kurikulum di Perguruan Tinggi saat ini menuntut keaktifan dari mahasiswa dalam  proses pembelajaran,  namun hal ini tidak diimbangi oleh peran dosen dalam menciptakan keaktifan itu.
Pada tingkat Perguruan Tinggi, proses KBM ini sangat variatif dilakukan oleh para pendidik demi menciptakan kenyamanan pada saat KBM berlangsung baik di kelas maupun di luar kelas. Pendidik dalam hal ini adalah dosen yang mempunyai tanggung jawab secara moral terhadap kemajuan intelektual mahasiswanya. Untuk itu, setiap dosen mempunyai ciri khas tersendiri dalam mengajar. Berbicara masalah ciri khas maka disinilah ada kreatifitas. 

Tujuan Penelitian  
Dalam proyek mini ini kami ingin mengetahui pandangan mahasiswa terhadap kreativitas pengajaran dosen di fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Landasan Teori 
Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. J.P.Guilford (1967) membedakan antara pemikiran konvergen, yang menghasilkan suatu jawaban benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional, dan pemikiran divergen yang menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan merupakan karakteristik dari kreativitas (Michael, 1999).
Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli :
·         Utami Munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-priduk baru, meskipun tidak semua komponennya baru.
·         Edward de Bono menyatakan bahwa kreativitas berasal dari bahasa inggris yaitu “create” yang artinya mengadakan sesuatu yang sebelumnya belum ada. Dan sesuatu tersebut harus memiliki nilai-nilai tersendiri, maka kreativitas dapat diartikan sebagai menciptakan sesuatu yang benarbenar baru yang mengandung nilai-nilai.

Apabila beberapa pendapat ahli tersebut disimpulkan maka akan diperoleh pokok-pokok mengenai pengertian kreativitas tersebut, yaitu:
• Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru.
• Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berpikir divergen, meskipun tetap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir konvergen.

Tujuh jenis kreativitas

1. Verbal / Linguistis: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.
2. Matematis / Logis: kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.
3. Spasial: kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain.
4. Musikal: kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan keselarasan.
5. Kinestis-tubuh: kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olaharaga atau tari.
6. Intrapersonal: kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat.
7. Interpersonal: kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta perasaan.
Kita biasanya dominan dalam satu atau dua jenis kecerdasan. Namun kita memiliki kombinasi unik yang bisa dipelajari.


Ciri-ciri orang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

 Menurut Rogers (dalam Utamu Munandar, 2004) ada tiga kondisi pribadi kreatif;
• Keterbukaan terhadap pengalaman
• Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
• Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.

Para ahli seperti Torrance dan Dembo (979), Utami Munandar (2004), Conny Semiawan (1984), Cohen (1976), Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri-ciri orang kreatif, diantaranya;
• Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja.
• Suka pada pekerjaan yang menantang
• Cukup kuat memusatkan perhatian
• Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif
• Lebih sensitif terhadap keadaan orang lain
• Tidak banyak terikat pada kelompoknya
• Mampu memunculkan ide-ide yang aneh
• Terbuka terhadap ide/penemuan baru
•Fleksibel/tidak kaku
• Memiliki konsep diri positif

Menurut David Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) guru/dosen harusnya memiliki kebiasaan berikut untuk mengembangkan kreativitas anak, yaitu:
• Bersifat mengasuh/membimbing
• Suka bersifat informal
• Memiliki persiapan mengajar yang matang
• Tidak terikat pada buku pelajaran saja
• Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan
• Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif

Pengajaran dan Kreativitas

            Salah satu tujuan penting pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami kreativitas murid antara lain :

·         Mengembangkan Brainstorming
Brainstorming adalah teknik dimana orang-orang dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada di pikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu (Rickards, 1999; Sternberg & Lubart, 1995). Partisipan biasanya diminta menahan diri dengan tidak mengkrtitik gagasan orang lain sampai akhir sesi brainstorming.Orang-orang kreatif tidak takut gagal atau keliru, mereka siap menang dan kalah.

·         Menyediakan Lingkungan yang memicu Kreativitas.
Ada situasi kelas yang dapat membantu dan menghambat kreativitas. Guru yang mendorong kreativitas sering kali mengandalkan pada rasa ingin tahu anak. Guru yang mendorong kreativitas dapat mengajak murid berjalan-jalan ke lokasi dimana kreativitas dihargai. Howard Gardner (1993) percaya bahwa sains, penemuan, dan museum  anak menawarkan banyak kesempatan untuk memicu kreativitas.

·         Jangan Terlalu Mengatur Murid
Teresa Amabile (1993) mengatakan bahwa menyuruh murid untuk melakukan sesuatu secara persis akan membuat mereka merasa bahwa orisinilitas adalah sebuah kesalahan dan eksplorasi adalah kesia-siaan. Apabila murid dalam melakukan tugas terus-menerus diawasi dan menuntut murid mendapat nilai bagus dan sempurna maka akan memudarkan semanagat kreativitas mereka.

·         Mendorong Motivasi Internal
Motivasi murid kreatif adalah kepuasan karena berhasil menciptakan suatu karya. Kompetensi untuk mendapatkan hadiah dan evaluasi formal sering kali melemahkan motivasi dan kreativitas (Amabile & Hennessey) namun bukan berarti tidak memberikan hadiah sama sekali.

·         Mendorong Pemikiran yang Fleksibel dan Main-main.
Pemikir kreatif bersikap fleksibel dan bermain-main dengan problem yang menimbulkan paradoks. Kreativitas membutuhkan usaha, dan usaha itu akan lancar jika dilakukan dengan santai seperti adanya humor yang dapat melancarkan roda kreativitas ( Goleman, Kaufman, & Ray, 1993). Bermain-main membantu murid menghilangkan tekanan yang dapat menghambat gagasannya.

·         Memperkenalkan Murid Dengan orang-orang Kreatif.
Dekat dengan orang-orang yang kreatif dapat membangkitkan kreativitas seseorang juga yang bisa kita dapatkan dari pengalaman dan keahlian kreatif mereka.
  
Alat dan Bahan

1.      Alat Tulis
2.      Laptop
3.      Modem
4.      Kamera
5.      Kuesioner
6.      Printer

Analisis Data

Kelompok menggunakan kuesioner sebagai sumber data dari partisipan.Kuesioner ada yang melalui survey online yang disediakan bagi teman-teman seangkatan, dan kuesioner dalam bentuk print out disediakan bagi kakak senior. Adapun kuesioner tersebut terdiri dari 20 pertanyaan disamping pertanyaan mengenai identitas. Setiap pertanyaan berisi pernyataan dengan 3 pilihan jawaban antara tidak pernah (TP), kadang-kadang (KD), dan sering (SR). Teknik analisis yang kami gunakan adalah melihat hasil survey dari semua data yang disimpulkan dalam bentuk persentasi.

Objek Penelitian

45 orang Mahasiswa Psikologi yang dipilih secara random dan berasal dari angkatan yang berbeda. Random yang dimaksud adalah kami menanyakan kesediaan partisipan yang kami temui untuk mengisi kuesioner.  














Time Table

KEGIATAN
APRIL
Minggu
MEI
Minggu
JUNI
Minggu
III
IV
V
I
II
III
IV
V
I
II
Penentuan Topik dan Judul
Penentuan Metode &  Pelaksanaan
Pendahuluan
Landasan Teori
Pembuatan Kuesioner
Pembagian Kuesioner
Analisa Data
Membuat Poster
Posting di Blog


Anggaran Biaya 

1.      Alat Tulis                                      : Rp. 10.000,-
2.      Biaya Print dan Fotocopy             : RP. 10.000,-
      Jumlah                                           : Rp. 20.000,-
      Kontribusi anggota kelompok       : Rp. 10.000,-

Kuesioner

No.
PERNYATAAN
TP
KD
SR
1.
Dosen selalu mencari ide baru dan unik
2.
Dosen memandang sesuatu dari satu sudut pandang saja.
3.
Dosen membiarkan kami untuk bertukar gagasan (melakukan brainstorming).
4.
Dosen menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas kami.
5.
Dosen terlalu mengatur mahasiswa.
6.
Dosen terus-menerus mengawasi kami ketika melakukan tugas.
7.
Dosen menuntut kami untuk mendapat nilai bagus dan melakukan sesuatu secara sempurna.
8.
Saya termotivasi secara internal karena pengajaran dosen.
9.
Dosen memberikan beberapa alternatif solusi dalam memecahkan masalah.
10.
Dosen kami bersikap fleksibel dalam menghadapi hal baru.
11.
Tidak ada humor dan lelucon pada proses pembelajaran.
12.
Dosen memperkenalkan kami dengan orang-orang yang kreatif.
13.
Materi yang disampaikan dosen mudah dicermati mahasiswa.
14.
Metode pengajaran yang dilakukan monoton.
15.
Dosen up date dengan teknologi.
16.
Dosen menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran bukan hanya melibatkan buku pelajaran.
17.
Dosen memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar.
18.
Dosen memberi saya inspirasi baru.
19.
Dosen bersikap cuek dengan lingkungan/situasi kelas.
20.
Dosen tidak memberi penguatan (reinforcement) pada siswa yang kreatif.




Setelah dilakukan penelitian terhadap 45 orang partisipan, maka kami mendapatkan hasil dalam bentuk persentasi sebagai berikut

1.      Dosen selalu mencari ide baru dan unik

 TP 
 1 
 2.22% 
 KD 
 39 
 86.67% 
 SR 
 5 
 11.11% 
  
              2.   Dosen memandang sesuatu dari satu sudut pandang saja

 TP 
 8 
 17.78% 
 KD 
 32 
 71.11% 
 SR 
 5 
 11.11% 

3.   Dosen membiarkan kami untuk bertukar pikiran

 TP 
 1 
 2.22% 
 KD 
 12 
 26.67% 
 SR 
 32 
 71.11% 

4.   Dosen menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas kami.

 TP 
 5 
 11.11% 
 KD 
 26 
 57.78% 
 SR 
 14 
 31.11% 

5.   Dosen terlalu mengatur mahasiswa.

 TP 
 2 
 4.44% 
 KD 
 38 
 84.44% 
 SR 
 5 
 11.11% 

6.   Dosen terus-menerus mengawasi kami ketika melakukan tugas.

 TP 
 8 
 17.78% 
 KD 
 30 
 66.67% 
 SR 
 7 
 15.56% 

7.   Dosen menuntut kami untuk mendapat nilai bagus dan melakukan sesuatu secara sempurna.

 TP 
 3 
 6.67% 
 KD 
 28 
 62.22% 
 SR 
 14 
 31.11% 

8.  Saya termotivasi secara internal karena pengajaran dosen.

 TP 
 4 
 8.89% 
 KD 
 26 
 57.78% 
 SR 
 15 
 33.33% 

9.  Dosen memberikan beberapa alternatif solusi dalam memecahkan masalah.

 TP 
 0 
 0.00% 
 KD 
 20 
 44.44% 
 SR 
 25 
 55.56% 

10.  Dosen bersikap fleksibel dalam menghadapi hal baru.

 TP 
 1 
 2.22% 
 KD 
 22 
 48.89% 
 SR 
 22 
 48.89% 

11.  Tidak ada humor dan lelucon pada proses pembelajaran.

 TP 
 12 
 26.67% 
 KD 
 27 
 60.00% 
 SR 
 6 
 13.33% 

12. Dosen memperkenalkan kami dengan orang-orang yang kreatif.

 TP 
 12 
 26.67% 
 KD 
 26 
 57.78% 
 SR 
 7 
 15.56% 

13. Kami sulit memusatkan perhatian pada proses pengajaran dosen.

 TP 
 8 
 17.78% 
 KD 
 32 
 71.11% 
 SR 
 5 
 11.11% 

14. Metode pengajaran yang dilakukan monoton.

 TP 
 8 
 17.78% 
 KD 
 27 
 60.00% 
 SR 
 10 
 22.22% 

15. Dosen up to date dengan teknologi.

 TP 
 1 
 2.22% 
 KD 
 21 
 46.67% 
 SR 
 23 
 51.11% 

16. Dosen menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran bukan hanya melibatkan buku pelajaran.

 TP 
 1 
 2.22% 
 KD 
 9 
 20.00% 
 SR 
 35 
 77.78% 

17. Dosen memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar.

 TP 
 0 
 0.00% 
 KD 
 9 
 20.00% 
 SR 
 36 
 80.00% 

18. Dosen memberi saya inspirasi baru.

 TP 
 3 
 6.67% 
 KD 
 29 
 64.44% 
 SR 
 13 
 28.89% 

19. Dosen bersikap cuek dengan lingkungan/situasi kelas .

 TP 
 10 
 22.22% 
 KD 
 31 
 68.89% 
 SR 
 4 
 8.89% 

20. Dosen tidak memberi penghargaan pada siswa yang kreatif.

 TP 
 20 
 44.44% 
 KD 
 21 
 46.67% 
 SR 
 4 
 8.89% 


KESIMPULAN

Setelah melakukan survey penelitian terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi USU angkatan 2007, 2009, 2010, dan 2011 dengan topik Dinamika Kreativitas dalam Ruang Lingkup Pendidikan, kelompok kami menyimpulkan bahwa kreativitas dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara pada umumnya dapat dikatakan cukup kreatif dari segi personal maupun cara dan tekniknya dalam mengajar. Hal ini dibuktikan dari hasil penilaian survey yang menjelaskan bahwa para dosen Psikologi cukup fleksibel (48.89% ) , dimana mereka mengembangkan brainstorming dalam sistem perkuliahan (71.11% ), cukup mengemukakan ide baru dan unik (86.67% ), menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas (57.78% ), mendorong motivasi (57.78% ) dan dapat memberi inspirasi (64.44% ) memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar (80.00%), cukup peduli dengan situasi kelas, memberi penghargaan pada siswa yang kreatif (46.67% ) memberikan beberapa alternatif solusi dalam memecahkan masalah (55.56% ), up to date dengan teknologi (51.11% ), memiliki selera humor (60.00% ) dan cukup memperkenalkan mahasiswa dengan orang yang kreatif (57.78% ).


SARAN

Ada baiknya para pengajar/dosen dapat memberikan pengajaran yang kreatif sehingga dapat meningkatkan kefektivitasan proses pembelajaran.


TESTIMONIAL


Yap Rima O.Sinaga ( 11-094 )

Pertama kali ditugaskan untuk membuat proyek mini, saya sedikit bingung. Saya tidak pernah melakukan penelitian sebelumnya, saya juga belum mengerti maksud dan tujuannya. Tapi berkat informasi yang telah disampaikan dosen melalui postingan di blog, saya sangat terbantu. Kami sulit dalam menentukan topik yang akan kami bahas, kami mengganti topik dan judul sampai beberapa kali. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompok lainnya, akhirnya kami pun sepakat membahas topik kreativitas ini. Saya sempat cemas apabila kami tidak dapat mengerjakannya dengan tuntas dan baik. Berkat bantuan dari senior dan kerja sama yang baik diantara kami, kami pun dapat menyelesaikannya. Mini proyek ini menambah pengalaman saya yang berhubungan dengan penelitian dalam konteks yang sederhana, tapi ini akan sangat membantu saya dalam penelitian-penelitian berikutnya. Terima kasih
 

Rosliana Karolina Manalu (11-052)

Pembuatan proyek mini ini merupakan pengalaman baru bagi saya. Sebelumnya , saya belum pernah mengadakan penelitian seperti ini. Pada awalnya saya juga tidak begitu mengerti tentang apa yang harus dikerjakan dalam penyelesaian mini proyek ini. Kami berulang kali mengganti topik untuk mini proyek ini karena kurangnya pemahaman dalam pengerjaannya. Namun, berkat saran dan bantuan dari teman-teman serta senior, kami dapat memutuskan topik yang akan kami kerjakan dalam mini proyek ini. Banyak sekali pembelajaran baru yang saya dapat ketika mengerjakan mini proyek ini seperti, membuat dan menyebarkan kuesioner, mengolah data lewat survey online, dan lain-lain. Tugas ini sangat menarik dan menurut saya akan sangat membantu dalam proses perkuliahan selanjutnya terutama dalam hal mengadakan penelitian. Terima kasih


Christyn Elisabeth Siagian ( 11-094 )

Penugasan seperti ini merupakan hal baru bagi saya secara pribadi, dimana ini kali pertama saya membuat mini proyek, dimana kami harus melakukan penelitian untuk mendapatkan hasilnya. Awalnya sempat bingung juga tetapi berkat pengarahan dari dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, bantuan kakak senior dan juga teman-teman, kami bisa mengatasinya. Pengetahuan seperti ini sungguh sangat berharga bagi saya terlebih lagi saya sudah mendapatkan pengetahuan untuk melakukan penelitian ini sejak awal , yang nantinya akan  masih sangat berguna bagi saya dalam menempuh kuliah di Psikologi USU ini. Terima Kasih
 

DAFTAR PUSTAKA


Santock, JohnW, 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sumber:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253528-pengertian-kreativitas/#ixzz1w9s3a3As