Selasa, 24 April 2012


Teknologi dan Pendidikan

I.          Persinggungan Teknologi dan Pendidikan
Dewasa ini pendidikan dan Teknologi tidak dapat dipisahkan. Contoh ynag paling nyata adalah penggunaan computer. Dengan computer kita dapat mengoptimalkan waktu, dan tentunya lebih efisien. Teknologi bukanlah sesuatu yang asing lagi di tengah-tengah masyarakat, terutama dalam mendukung dunia pendidikan. Teknologi merupakan salah satu hasil dan aplikasi pendidikan, sementara pendidikan itu sendiri juga didukung oleh keberadaan teknologi. Hasil dan aplikasi yang dimaksud adalah bahwa pendidikan mampu memerluas pengetahuan seseorang, dan pengetahuan ini memunculkan ide-ide kreatif untuk menciptakan kemudahan demi kemudahan dalam kehidupan melalui teknologi. Contohnya yaitu yaitu seseorang yang berlatar belakang pendidikan yang berhubungan dengan computer mampu menciptakan software terbaru, dimana Software  ini dapat kembali dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran. Contoh softwarenya yaitu SPSS. SPSS ini mampu memberikan kemudahan untuk mempelajari statistika.

II.        Penggunaan Internet dalam Dunia Pendidikan di Indonesia Khususnya Medan
Internet adalah inti dari komunikasi melalui computer. System internet berisi ribuan jaringan computer yang terhubung dengan seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh semua murid. Internet merupakan salah satu teknologi yang juga sangat dekat dan tidak asing lagi bagi kita. Dalam bidang pendidikan internet biasanya digunakan sebagai sumber tambahan untuk mencari bahan ajar sampai kepada pengerjaan tugas yang kesemuanya dapat diakses dengan menggunakan internet. Bila dibandingkan teori yang ada di dalam buku dengan kehidupan nyata di Medan, penggunaan internet pada umumnya dikenalkan ditingkat SMP, tetapi pemanfaatan ini menurut kelompok kami belum maksimal. Ketidakmasimalan penggunaan internet ini disebabkan oleh pemahaman guru yang masih kurang mengenai penggunaan internet. Berdasarkan teori yang ada seharusnya anak SMP sudah mampu menerapkan penggunaan email dalam pembelajaran dan mengakses situs-situs yang dapat digunakan sebagai tambahan pembelajaran selain pelajaran yang didapat dari  sekolah tetapi pada nyata nya tidak demikian.  Ketidakmasimalan  ini juga disebabkan oleh situs-situs internet yang lebih menarik, seperti banyaknya game-game online dan jejaring social lainnya.  

III.       Sudut Pandang Mahasiswa Psikologi Pendidikan mengenai Ubiquitos Computing
Ubiquitos computing adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan oleh computer, ubiquitos computing memaksa computer eksis di dunia manusia. Menurut pandangan kami sebagai mahasiswa, ubiquitos computing ini dapat sangat membantu mahasiswa mengakses segala macam informasi khususnya mengenai pendidikan secara lebih cepat. Misalnya kita tidak perlu lagi harus mengunjungi perpustakaan untuk mencari informasi di waktu yang terdesak, kita dapat langgung menggunakan internet untuk mencari referensi lainnya yang kita butuhkan. Contoh media yang paling dekat dengan kita saat ini adalah handphone yang diengkapai dengan aplikasi internet. Contoh lainnya yaitu perangkat computer baru yang lebih kecil adalah portabel  yang mungkin akan menggantikan computer desktop.

Rabu, 18 April 2012


Skizofrenia dan Gangguan Delusi



Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan umum yang mempengaruhi sekitar saya persen dari populasi umum. Pria sekitar 30 persen lebih mungkin dibandingkan perempuan akan terpengaruh oleh scizophrenia (Aleman & lainnya, 2003). Skizofrenia biasanya didahului oleh suatu periode panjang penurunan bertahap dalam fungsi sosial dan kinerja intelektual selama masa kecil atau remaja. Fitur kognitif dan emosional yang lebih dramatis dan merusak skizofrenia muncul baik secara bertahap dari waktu ke waktu atau dalam sebuah "istirahat" yang berbeda di mana gejala-gejala ini mulai cukup tiba-tiba (Walker & lainnya, 2004). Sebagian kecil orang yang mengalami episode skizofrenia atau gangguan henti kognitif dan emosional troughout kehidupan mereka (Walker & lainnya, 2004).

       
Skizofrenia ditandai oleh tiga jenis masalah serius (Andreasen, Arndt, Alliger, Miller, & Flaum, 1995; Walker & lainnya, 2004):

           
1. Delusi dan halusinasi
Fitur utama dari skizofrenia adalah distorsi kognisi yang menempatkan individu "keluar dari sentuhan dengan realitas." Orang dengan skizofrenia sering mengadakan keyakinan palsu yang aneh (delusi) dan telah menyimpang dan aneh pengalaman persepsi palsu (halusinasi). Kita akan membahas distorsi kognisi secara lebih rinci dalam membahas subtipe skizofrenia.

2. Berpikir tidak teratur, emosi, dan perilaku
Seperti jelas dalam contoh sebelumnya, orang dengan skizofrenia sering berpikir dalam cara terfragmentasi dan tidak terorganisir. Emosi dan perilaku mereka sama-sama tidak teratur dan tidak logis di kali. Seseorang dengan skizofrenia mungkin akan tertawa ketika diberitahu berita sedih atau bergeser cepat dari kebahagiaan kesedihan dan kembali lagi tanpa alasan yang jelas. Akibatnya, kebanyakan dari kita merasa sangat sulit untuk melakukan percakapan dengan orang-orang dengan skizofrenia.


       
3. Mengurangi kenikmatan dan bunga
Orang dengan skizofrenia sering menunjukkan apa yang disebut "mempengaruhi tumpul." Mereka menemukan kesenangan kurang dalam hidup daripada orang kebanyakan dan memiliki minat lebih sedikit dan tujuan yang penting bagi mereka. Meskipun emosi mereka berubah dalam cara yang tidak terduga, baik positif dan emosi negatif mereka kurangnya intensitas normal. Dalam banyak hal, mereka hanya tidak peduli tentang hal-hal sebanyak orang lain. Seringkali, ini termasuk tidak tertarik pada persahabatan memiliki dekat.

Penyebab skizofrenia

Setelah bertahun-tahun penelitian, jelas bahwa skizofrenia disebabkan oleh interaksi dari kedua faktor genetik dan lingkungan. Skizofrenia sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi warisan hampir takdir dalam hal apapun gangguan mental (Siever & Davis, 2004; Walker & lainnya, 2004). Meskipun risiko skizofrenia adalah 10 kali lebih besar antara anak-anak orangtua penderita skizofrenia, yang berarti bahwa 10 persen dari anak-anak penderita skizofrenia akan mengembangkan skizofrenia (sebagai lawan dari risiko 1 persen di populasi umum). Memang, monozigot (identik) kembar penderita schizophrenia hanya mengembangkan skizofrenia 25-50 persen dari waktu, meskipun kembar monozigot berbagi semua gen mereka. Ini berarti bahwa faktor lingkungan yang berinteraksi dengan pengaruh genetik juga penting dalam menyebabkan skizofrenia. Salah satu penyebab lingkungan kemungkinan skizofrenia adalah kehamilan komplikasi yang menyebabkan perkembangan otak yang abnormal (Kelly & lainnya, 2004; Walker & lainnya, 2004). Tampaknya bahwa otak dari individu dengan skizofrenia kronis onset awal "menyusut" - menjadi semakin kecil selama masa remaja (Hubl & lainnya, 2004; James & lainnya, 2004; Keller & lainnya, 2003; Sporn & lainnya, 2003). Selain itu, anak cedera kepala tampaknya meningkatkan risiko untuk skizofrenia pada individu predisposisi genetik (Abdelmalik & lainnya, 2003). Mungkin sebagai hasil dari pertumbuhan otak yang abnormal dan luka-luka otak, orang dewasa menderita skizofrenia telah mengurangi volume otak, terutama materi kurang abu-abu - sel tubuh lebih sedikit saraf (Selemon & lainnya, 2002). Selain itu, hidup dalam lingkungan urbal stres dan tinggal di sebuah keluarga ditandai oleh tingginya tingkat konflik dan perselisihan yang terkait dengan tingkat peningkatan skizofrenia (Lopez & lainnya, 2004; Tienari & lainnya, 2004; van Os & lainnya, 2004; Walker & lain-lain, 2004). Ini menunjukkan bahwa stres dapat meningkatkan risiko skizofrenia pada individu genetik predisosed.


Kamis, 12 April 2012


PSIKOLOGI PENDIDIKAN



A. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Pengertian Psikologi

Secara harafiah (Syah, 1997 / hal. 7)
Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa.

William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental

John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme.

Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai
“..... the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment”
(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan).

Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia.

Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai “cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya.

Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.

2. Pengertian Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Syah, 1997 / hal.10)
Pendidikan berasal dari kata “didik”, yang mendapat awal me sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10)
Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop).
Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan

Tardif (Syah, 1997 / hal. 10)
Secara luas, pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Secara luas dan representatif, pendidikan ialah .....the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life’s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan)

Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 / hal. 11)
Pendidikan diartikan sebagai ..... the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes etc. Usually the term is applied to formal institution.
Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya.
Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction)

Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11)
Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.

3. Pengertian Psikologi Pendidikan

Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan

Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being.
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Selasa, 10 April 2012

Families
2.1 Developmental changes in Parent-child relationships
Sebagai seseorang yang sudah tumbuh menjadi anak-anak awal, orang tua biasanya menghabiskan lebih sedikit waktu bersama anak tersebut. Dalam sebuah studi, orang tua menghabiskan waktu kurang dari setengah waktu dengan anak-anak mereka yang sudah  menginjak usia 5-12 tahun baik itu dalam hal pengasuhan, instruksi, membaca, berbicara dan bermain seperti ketika masih usia balita. Meskipun orang tua menghabiskan lebih sedikit waktu dengan anak-anak mereka tapi orang tua harus terus memperhatikan anak-anak mereka dengan ketat. Dalam anak usia awal, orang tua berfungsi sebagai penjaga dan memberikan perancah kepada anak-anak mereka yang akan memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk dapat menjadi lebih mandiri.
                Orang tua memainkan peranan penting dalam mendukung dan merangsang prestasi akademik anak-anak awal. Orang tua tidak hanya mempengaruhi anak dalam prestasi sekolah, tetapi mereka juga membuat penetapan tentang kegiatan anak-anak di luar sekolah,  dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orang tua mendaftarkan anak-anak untuk mengikuti kegiatan tersebut dan mendorong partisipasi anak-anaknya.
               Anak SD cenderung lebih sedikit menerima disipline fisik dibanding ketika mereka masih anak-anak prasekolah. Orang tua tidak lagi memukul atau memaksa, orang tua lebih cenderung untuk melakukan perampasan hak istimewa, menarik harga diri anak, komentar dirancang untuk meningkatkan rasa bersalah pada anak dan dirancang agar anak bertanggung jawab atas setiap tindakannya.
            Masa anak-anak tengah, kendali ditransfer dari orang tua ke anak. Orang tua terus melakukan pengawasan umum dan kontrol, sementara anak-anak diperbolehkan untuk terlibat dalam momen peraturan diri. Kunci perkembangan anak menuju kemandirian adalah belajar untuk berhubungan dengan orang dewasa di luar keluarga secara teratur yang berinteraksi dengan anak yang jauh lebih berbeda daripada orang tua, seperti guru.

2.2 Parents as Managers

            Orang tua dapat memainkan peran penting sebagai manajer dari anak-anak, sebagai pemantau dari perilaku  mereka, dan sebagai pemrakarsa sosial. Ibu lebih cenderung untuk terlibat dalam peran manajerial dalam mengasuh anak.
peneliti telah menemukan bahwa keluarga praktik manajemen perusahaan berhubungan positif dengan nilai siswa dan tanggung jawab diri, dan negatif ke sekolah terkait masalah. Praktek keluarga yang paling penting dalam hal manajemen  ini adalah mempertahankan struktur dan lingkungan keluarga yang terorganisir, seperti mendirikan rutinitas untuk pekerjaan rumah, pekerjaan rumah tangga, tidur, dan seterusnya dan efektif dalam  memantau perilaku anak. Berdasarkan hasil penelitian  POF, keluarga berfungsi dalam prestasi akademik mahasiswa amerika afrika dan menemukan bahwa ketika orang tua amerika afrika dipantau prestasi akademik anak mereka dengan memastikan pekerjaan rumah yang selesai, waktu yang terbatas dihabiskan untuk dialog produktif dengan guru dan pejabat sekolah, sehingga prestasi akademik anak mereka diuntungkan
.

2.3 Adoptive family
Sepanjang sejarah, adopsi dapat ditemukan dalam semua kultur. Adopsi bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang mandul; individu, orang yang sudah tua, pasangan gay dan lesbian, dan orang yang telah memiliki anak biologis dapat menjadi orang tua asuh. Adopsi terjadi melalui agensi public atau swasta atau melalui perjanjian independen antara orang tua kandung dan orang tua pengadopsi. Adopsi independen menjadi menjadi semakin umum.
Peningkatan persentase anak yang tersedia untuk adopsi oleh bukan keluarga terjadi pada bayi setelah satu tahun, yang berkelahiran luar negeri, atau yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini dikarenakan kemajuan dalam kontrasepsi dan legalisasi aborsi telah menurunkan jumlah bayi sehat kulit putih A.S yang dapat diadopsi.
Mengadopsi anak membawa tantangan tersendiri. Disamping masalah pengasuhan yang biasa muncul, orang tua adoptif harus berhadapan dengan si anak, membantu anak mengembangkan perasaan diri yang sehat, dan mungkin akhirnya membantu anak untuk berhubungan dengan orang tua biologis.
Mengacu kepada ulasan literatur, hanya ada sedikit perbedaan dalam penyesuaian antara anak yang diadopsi dan yang tidak. Anak yang diadopsi pada masa bayi berkecenderungan lebih kecil dalam memiliki masalah penyesuaian. Masalah yang muncul tampaknya mulai mengemukan sekitar masa kematangan seksual.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, adopsi terbuka (open adoption)—dimana setiap pihak berbagi informasi atau memiliki kontak langsung—menjadi semakin umum dilakukan.

2.4 When parents divorce
Jumlah perceraian meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1960. Satu dari tiga perkawinan bercerai dalam sepuluh tahun, dan lebih dari satu juta anak terlibat dalam perceraian setiap tahunnya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi  penyesuaian anak pada perceraian antara lain yaitu usia anak atau kedewasaan, jenis kelamin, temperamen, dan penyesuaian psikologis dan sosial sebelum perceraian. Anak yang lebih muda lebih cemas terhadap perceraian, memiliki persepsi yang kurang realistis tentang apa  yang menyebabkannya, dan lebih cenderung menyalahkan diri sendiri, tetapi meskipun demikian mereka dapat beradaptasi lebih cepat daripada anak-anak lebih tua, dan lebih memahami apa yang sedang terjadi. Secara umum anak laki-laki merasa lebih sulit untuk menerima perceraian daripada  anak perempuan. Dalam kasus-kasus perceraian ibu yang paling sering mendapat hak asuh, tapi orangtua wali saat ini adalah tren yang sedang berkembang. Anak akan dapat menyesuaikan lebih baik ketika orang tua wali menciptakan struktur yang stabil, memelihara lingkungan dan tidak mengharapkan anak-anak untuk mengambil tanggung jawab lebih dari yang mereka siap.
Perwalian bersama (joint custody) bisa menjadi sangat berguna dalam beberapa kasus, karena kedua orang tua dapat terus menerus terlibat dengan anak. Ketika orang tua memiliki perwalian bersama legal, mereka berbagi hak dan tanggung jawab dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan kesejahteraan anak. Ketika kedua orang tua tersebut berbagi perwalian fisik (physical custody) (yang jarang terjadi), si anak harus tinggal dalam jangka waktu tertentu bersama salah seorang dari mereka dan kemudian pindah ke yang lain. Perwalian bersama legal cenderung mendorong ayah yang tidak serumah lagi untuk lebih sering menjenguk anaknya dengan mendorong mereka mempertahankan peran orang tuanya.
Masalah emosional atau perilaku mungkin tampak dari konflik orangtua, baik sebelum dan setelah perceraian, dan juga perceraian itu sendiri. Kebanyakan anak dari perceraian akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan cukup baik. Tapi tetap saja mereka dua kali lebih banyak jumlahnya yang mengalami putus sekolah daripada anak dalam keluarga yang tidak dihadapkan dengan perceraian. Mereka juga lebih cenderung untuk menikah muda dan tidak stabil, hubungan yang tidak memuaskan, dimana mereka sendiri berakhir dengan perceraian.

2.5 Living in One-parent Family
Sebuah keluarga dengan satu  orang tua terjadi akibat perceraian atau perpisahan, orang tua tidak menikah, atau kematian. Sekitar satu dari enam keluarga di Amerika memiliki lebih dari empat kali lipat orang tua tunggal sejak tahun 1974, tampaknya sebagian besar karena peningkatan jumlah ayah memiliki hak wali setelah perceraian. Anak dengan orang tua tunggal cenderung  kurang baik secara sosial dan bidang pendidikan daripada anak-anak dengan dua orang tua. mereka cenderung memiliki tanggung jawab rumah tangga lebih banyak, lebih banyak konflik dengan saudara, kekompakan keluarga kurang, dan kurang saling mendukung, kurang kontrol atau disiplin dari ayah, jika itu adalah ayah yang absen dari rumah tangga. Ibu yang bercerai cenderung memiliki masalah dengan anak usia sekolah. Tidak hanya keterlibatan ayah, tetapi juga usia anak dan tingkat perkembangan, keadaan keuangan orang tuadan aspek lain dari situasi keluarga mempengaruhi bagaimana anak-anak berubah.

2.6 Living with Gay or Lesbian Parents
Beberapa gay dan lesbian membesarkan anak-anak yang lahir dari hubungan heteroseksual sebelumnya. Yang lain ada yang hamil dengan cara buatan, menggunakan ibu pengganti, atau mengadopsi anak. c. Orang tua gay atau lesbian biasanya memiliki hubungan positif dengan anak-anak mereka. Anak-anak gay dan laesbian tidak lebih cenderung menjadi homoseksual dengan sendirinya, atau menjadi bingung tentang gender mereka, daripada anak-anak heteroseksual. Temuan tersebut memiliki implikasi kebijakan sosial untuk keputusan hukum atas sengketa wali,  kunjungan, anak asuh, dan adopsi.

2.7 Sibling relationships


Dalam saudara kandung masyarakat miskin pertanian dan pastoral, yang lebih tua memiliki peran yang penting dalam  budayaOrangtua melatih anaknya mulai dari kecil yang diharapkan dapat melatih kembali adik perempuan dan saudara-saudaranya bagaimana mengumpulkan kayu bakar, membawa airdan menanam . Adik-adik menyerap nilai-nilai tidak berwujudl, seperti menghormati orang tua dan menempatkan kesejahteraan kelompok di atas kepentingan individu. Saudara dapat melawan dan bersaing, tetapi mereka melakukannya dalam aturan sosial dan peran. Dalam  masyarakat industri seperti Amerika Serikat, orang tua umumnya mencoba tidak membebankan anak yang lebih tua dengan menjaga yang lebih muda. Banyaknya jumlah saudara kandung dalam masyarakat non industri membantu keluarga melanjutkan karya dan menjadi  anggota yang lebih tua. Ditemukan bahwa perubahan hubungan saudara yang paling mungkin terjadi ketika salah satu saudara berada  antara usia 7 dan 9.
Saudara kandung pendorong  untuk mengalah setelah pertengkaran, karena mereka tahu bahwa mereka akan bertemu setiap hari. Saudara saling mempengaruhi, tidak hanya secara langsung, tetapi secara tidak langsung melalui dampaknya terhadap hubungan satu sama lain dengan orang tua. Sebaliknya, pola perilaku ditetapkan dengan orang tua cenderung meluas ke perilaku dengan saudara kandung.