Sabtu, 13 April 2013


  Tugas Wawanacara Guru

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari proses pengajaran. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik, guna untuk mencapai tujuan institusional yang diemban oleh lembaga yang menjalankan misi pendidikan.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa berada di bawah bimbingan guru. Guru adalah orang yang bertugas untuk mendidik serta mengajar dalam mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara formal maupun nonformal. Pengembangan kemampuan yang dimaksud tidak hanya berpaku pada bidang akademik saja tetapi juga dalam hal pengembangan kepribadian. Guru menjadi sosok yang diharapkan dapat memberikan atau menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan ini nantinya dapat membantu peserta didik dalam menjalani kehidupannya.
Kinerja guru, gaya mengajar, pendekatan pembelajaran, penguasaan kompetensi dan sebagainya yang dimiliki guru pada umumnya berkorelasi positif terhadap prestasi siswa. Sehingga, ketika siswa (peserta didik) gagal dalam menjalani proses pembelajaran ini maka guru adalah sosok yang mendapat perhatian besar.
Kinerja guru, gaya mengajar, pendekatan pembelajaran, dan penguasaan kompetensi ini berhubungan dengan seni dan ilmu mengajar. Namun disamping seni dan ilmu mengajar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Antara lain adalah bagaimana pandangan guru tentang pendidikan, apa motivasi dasar guru dalam mengajar, apa filosofi guru dalam mengajar dan pendekatan seperti apa yang digunakan oleh guru.
Dalam kesempatan ini, penulis melakukan wawancara terhadap seorang guru untuk melihat bagaimana pandangan guru tentang pendidikan, motivasi dasar dalam mengajar, sudut pandang guru dalam melihat peserta didik, filosofi mengajar serta pendekatan yang dilakukan dalam mengajar. Karena semua yang telah disebutkan ini adalah dasar untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik yang bersumber dari pribadi guru itu sendiri.  

1.2  Tujuan
            Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
·       Bagaimana pandangan guru tentang pendidikan?
·       Apa motivasi dasar ingin menjadi seorang guru?
·       Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta didik?
·       Apa filosofi guru dalam mengajar?
·       Bagaimana pendekatan yang dilakukan dalam mengajar?

 

BAB II
HASIL WAWANCARA

Wawancara dilakukan pada hari Minggu, 21 Maret 2013 bertempat di Simalingkar B, Medan. Waktu yang digunakan sekitar 1 jam, yaitu dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 13.56. Berikut ini adalah hasil wawancara yang penulis dapatkan. 

2.1  Identitas Guru
Nama                                : Sorta Tampubolon
Jenis Kelamin                   : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir        : Sidikalang, 20 Februari 1964
Alamat rumah                   : Jalan Persada No 9, Sidikalang
NIP                                    : 196411201989032004
Nama Sekolah                   : SD Punguan Nauli, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi
Jabatan                              : Wali Kelas 1, sebagai guru semua mata pelajaran
Pangkat/Golongan             : III D
Sertifikasi                          : belum
Pendidikan terakhir           : SPG (Sekolah Pendidikan Guru)
Lama Mengajar                 : 23 Tahun
Tahun Pengangkatan         : 1989

2.2  Jawaban untuk Setiap Pertanyaan 

  • Bagaimana pandangan anda terhadap pendidikan?
Saya memandang pendidikan sebagai sebuah bidang yang sangat penting karena menjadi salah satu patokan untuk menentukan apakah sebuah Negara dapat dikatakan maju. Pendidikan menjadi pegangan setiap orang untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik lagi. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya seperti mendapatkan pekerjaan yang baik, status sosial yang baik, dll. 
  • Apa motivasi dasar ibu menjadi seorang guru?
Sejak kecil Saya sudah bercita-cita menjadi seorang guru. Saya termasuk salah satu siswa yang berprestasi. Saya dulunya bersekolah di SD Negeri Huta raja, kemudian masuk ke SMP N  1 Sidikalang, salah satu SMP favorit di tempat tinngal saya. Kemudian, sesuai dengan cita-cita,  tamat dari SMP saya memutuskan untuk masuk ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) bukan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini juga didukung oleh orang tua. Selain itu, motivasi saya menjadi pengajar adalah ingin meningkatkan kualitas pendidikan. Dimana pada saat itu kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih kurang dan tenaga pengajar juga sangat kurang terkhusus di daerah-daerah pelosok.
  • Seperti apakah pandangan ibu tentang peserta didik?
             Saya memandang peserta didik seperti anak sendiri, yang sangat membutuhkan bimbingan, binaan serta pengajaran demi meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu saya juga memandang siswa-siswinya sebagai tugas atau bagian dari kewajibannya. Saya merasa terbeban untuk membantu anak-anak menjadi orang-orang yang pintar secara akademik dan bermoral.
  • Filosofi apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Filosofi mengajar yang saya gunakan adalah berdasarkan apa yang saya dapatkan di Sekolah Pendidikan Guru. Menggunakan cara yang diajarkan kepada saya.
  •  Bagaimana perjalan ibu menjadi seorang guru?
Sepeti yang saya katakana tadi, menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak kecil. Tamat dari SMP saya melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Pendidikan Guru untuk mencapai cita-cita tersebut. Setelah menyelesaikan studinya di SPG pada tahun 1984, kemudian saya mengikuti tes guru, namun tidak berhasil. Kemudian pemerintah melakukan penyisipan pada tahun 1988, saya mendapat kesempatan untuk menjadi seorang guru honorer untuk menggantikan seorang guru yang telah meninggal. Pada tahun 1989 dilakukan penganggatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Untuk pertama kalinya saya ditempatkan di SD Harunggguan yang terletak di daerah pelosok, di Kecamatan Sumbul Pegagan, Kabupaten Dairi. Di sekolah ini saya mengajarkan 2 kelas sekaligus, yaitu kelas 2 dan kelas 3 untuk semua mata pelajaran. Jumlah murid untuk setiap kelas adalah 15 orang. Hal ini dilakukan karena kurangnya tenaga pengajar pada saat itu.  Mengajar di SD harungguan mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 1996. Pada tahun 1996 saya pindah ke SD Punguan Nauli yang terletak di Kecamatan Sitinjo, Kabupaten dairi. Saya mengajar di SD tersebut sampai saat ini. Perpindahan ini dilakukan karena adanya tuntutan keluarga. Saat ini saya mengajar murid kelas 1.
  •  Pendekatan seperti apa yang ibu lakukan dalam mengajar?
     Sistem yang digunakan dalam mengajar adalah sistem tematik. Menghubungkan setiap mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pembelajarn yang dilakukan berpusat pada guru. karena pada umunya anak-anak belum menjalani Pendidikan Pra Sekolah, dengan kata lain pada umumnya anak-anak dalam menjalani pendidikannya dimulai dari sekolah dasar. Selain itu, kelas 1 SD merupakan tahap dimana anak-anak baru pertama kalinya dikenalkan dengan pelajaran seperti membaca, menghitung dan menulis. Sehingga hal ini mendorong guru untuk tidak lebih melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa. Selain belajar tentang teori, pengajaran juga dilakukan secara kontekstual, dimana teori yang sudah dipelajari dihubungkan dengan kehidupan nyata sehari-harinya.
  •   Metode apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Metode yang digunakan sehari-harinya adalah metode ceramah.
  •     Seperti yang ibu katakan, ibu mengajar pelajaran dasar seperti membaca, menulis dan   berhitung, strategi seperti apa yang ibu gunakan untuk mengajarkan itu semua?
Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh saya untuk membantu siswa memahami setiap pelajaran. Strategi ini berbeda untuk setiap bidang.
a.      Strategi mengajarkan cara membaca
Strategi yang saya dilakukan adalah dengan menyanyikan lagu alphabet, selanjutya dilakukan latihan mengeja, dan berdikte. Sekolah menggunakan buku paket sebagai patokan dalam menyampaikan materi. Namun, disamping penggunaan buku paket saya juga mengajarkan hal lainnya yang mungkin tidak dituliskan dalam buku. Membaca yang dilakukan dihubungkan dengan mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Agama. Ketika mempelajari Mata pelajaran ini, siswa juga sekaligus dilatih kemampuan membacanya.
b.     Strategi mengajarkan cara berhitung
Dimulai dengan pengenalan angka. Pengenalan angka dilakukan dengan menghubungkan bentuk angka dengan binatang. Contohnya angka 2 diibaratkan mirip dengan hewan bebek. Setelah mengenal angka, selanjutnya adalah melakukan perhitungan. Mengenalkan konsep hitungan dimulai dengan mencoba menghitung anggota tubuh, jumlah teman, dan benda-benda yang ada di kelas. Kemudian dilakukanlah pengajaran  tentang bagaimana cara menjumlah dan mengurangkan. Untuk lebih memudahkan, siswa saya diijinkan untuk menggunakan  alat bantu sempoa.
c.      Strategi mengajarkan cara menulis
Dimulai dengan pengajaran bagaimana cara memegang pensil yang baik. selanjutnya menulis bentuk-bentuk yang sederhana seperti garis lurus, garis miring, dll. Kemudian setelah terlatih dan terbiasa menggunkan pensil, saya mengajarkan cara menulis huruf dan selanjutnya menuliskan kata-kata yang diucapkan.
  • Kegiatan seperti apa yang ibu lakukan untuk memotivasi siswa dalam belajar?
Ketika jam pelajaran akan selesai, saya sering membuat omba kepada anak-anak dalam bentuk pengerjaan tugas yang diperintahkan. Siswa yang pertama kali selesai akan diizinkan pulang lebih dahulu dari teman-temannya. Hal ini saya maksudkan agar siswa termotivasi dalam meningkatkan kualitas belajarnya dan untuk mengetahui kira-kira siswa mana yang kurang mampu untuk mengikuti proses belajar.
  •    Setelah mengetahui siswa mana yang mengalami kesulitan, maka tindak lanjut seperti apa yang ibu gunakan?
Ketika sudah diketahui ada siswa yang sulit untuk mengkuti proses belajar dasar ini (membaca, menulis dan berhitung), Saya akan memberikan perlakuan khusus. Perlakuan khusus yang dimaksud adalah tambahan pelajaran sepulang sekolah. Mengajarkan siswa tersebut secara khusus dan memberikan tugas tambahan di rumah agar dibantu juga oleh orang tua atau keluarga lainnya.
  • Bentuk eveluasi apa yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa?
Evaluasi yang dilakukan dibuat dalam bentuk ujuian yang dilakukan setiap akhir semester sesuai dengan aturan pendidikan. Ujian yang dilakukan menggunakan soal-soal multiple choice dan mengisi titik-titik.
  • Bagaimana cara anda menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya?
Lebih terasa ketika belajar Seni Budaya dan Keterampilan dalam hal bernyanyi. Anak-anak akan maju secara bergilir. Yang telah maju menyebutkan satu nama temannya untuk bernyanyi selanjutnya.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kaitan Landasan Teori dengan Hasil Wawancara

Mengajar, Ahli Paedaogi, dan Paradigma Belajar

     Defenisi
Ajar bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi., pengalaman, pengetahuan kepada subjek tertentu untuk diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atu menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Elemen-elemen yang terlibat dalam semua aktivitas mengajar adalah tujuan, bahan ajar, interaksi guru siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya.

     Ibu Tampubolon dalam hal ini sudah memenuhi elemen-elemen mengajar. Tujuan pengajaran adalah untuk membuat siswa mampu membaca, menulis, dan berhitung serta pelajaran-pelajaran tambahan lainnya seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetajuan Sosial, dan Agama. Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket dan pengalaman ibu Tampubolon sendiri. Interaksi guru dan siswa pastinya terlihat ketika proses pengajaran berlangsung, baik itu dalam kelas atau ketika mengajar anak-anak yang butuh bimbingan khusus. Sedangkan evaluasi sebagai produk belajar dilakukan dengan membuat ujian akhir semester.

      Menginspirasi Siswa
Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial  dan positif, terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Keunggulan ini juga bermakna suatu proses yang meningkatkan motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Seorang guru yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk meningkatkan minat siswa. Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristis sebagai berikut.

a.      Keahlian Pokok:
  • Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh dan menunjukkan antusiasme yang menular untuk itu.
  • Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks standar
  • Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan mengenai materi pelajaran khusus.
  • Mendalami secara kontinyu mata pelajaran, menganalisis situasi dan cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas
  • Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang
  • Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual
b.     Ahli  Paedagogis :
  • Menetapkan tujuan pembelajaran yan sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas
  • Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi  kendala yang mungkin menghambat kemampuan siswa
  • Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
  • Mendorong siswa berpikir dan memberdayakan diri untk menemukan kreativitas mereka sendiri
  • Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga
  • Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga suasana integritas, kesopanan dan rasa hormat
  • Memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
  • Mempromosikan penemuan siswa
  • Menjadikan mengajar dan belajat sebagai kegiatan ilmiah
  • Menunjukkan rasa komtmen yang kuat bagi komunitas akademis di samping keberhasilan pribadi dalam kelas
  • Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa
  • Menemukan cara yang unik dan kreatif untuk menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya

     Berdasarkan hasil wawancara, karakteristik keahlian pokok yang telah dimiliki Ibu tampubolon adalah sebagai berikut:
  • Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara membeaca, menulis dan berhitung
  • Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks standar. Ibu tampubolon juga menambahkan dan mengajarkan Ilmu pengetahuan berdasarkan pengalamnnya yang tidak tertulis dalam buku .
  • Mendalami secara kontinyu mata pelajaran, yaitu dengan mencari metode-metode yang baru seperti dengan bernyanyi terlebih dahulu. Menganalisis situasi dengan mencoba mengetahui siswa mana yang kurang dapat memahami pelajaran. Cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas dengan melakukan ujian akhir semester.
  • Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang. Ibu Tampubolon melakukan pengajaran dengan menghubungkan satu pelajaran dengan bidang lainnya.
Karakteristik ahli paedagogis yang dimiliki antara lain:
  • Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Tujuannya utamanya adalah membuat anak-anak mampu mambaca, menulis dan berhitung.
  • Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi  kendala yang mungkin menghambat kemampuan siswa dengan melakukan pengajaran tambahan kepada anak-anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran.
  • Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat dengan melakukan perlombaan sepulang sekolah dan adanya ujian akhir semester.
  • Memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
  • Menjadikan mengajar dan belajar sebagai kegiatan ilmiah dengan memberikan teori yang sesuai dengan buku standar
  • Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa yaitu dengan menilai setiap tugas yang telah dibuat oleh siswa
  • Menemukan cara yang unik dan kreatif untuk menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya yaitu dengan bernyanyi satu-satu ke depan dengan menyebutkan salah satu nama temannya.


     Perspektif dan Strategi
Guru yang memiiki perspektif adalah mereka yang memiliki pengalamn dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami peristiwa di kelas. Guru semacam ini sudah berpengalaman dan mampu mengelaborasi secara baik materi pembelajaran. Mereka memiliki perspektif yang lebih pada proses pembelajaran. Mereka tahu membaca situasi dan kondisi kelas. Guru berpengalaman memahami detail materi pembelajaran dan bagaimana mentransformasikannya kepada siswa. Guru berpengalaman memiliki perspektif tingkat tinggi yang dapat melihat dengan baik apa yang terjadi di kelas mereka.

    Ibu tampubolon termasuk guru yang memiliki perspektif terlihat dari pemahamannya yang detail tentang materi pembelajaran dengan memberikannya secara bertahap dan pengalaman serta kemampuannya dalam membaca kelas, melihat apa yang terjadi di dalam kelas bahwa terdapat anak-anak yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar.

Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi di kelas melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan tentang apa yang dilihat. Guru harus mampu berpikir lebih jelas mengenai kegiatan mengajar itu sendiri, cara pengorganisasian, dan konseptualisasinya. Oleh karena itu, guru yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang dipilih secara sadar. Guru yang efektif memiliki rencana permainan untuk sukses, sebuah metode untuk mengatur pilihan-pilihan yang mereka buat
     
    Tidak hanya sebatas mengetahui dan memahami bahwa terdapat siswa yang kurang mampu mengikuti, tapi Ibu Tampubolon juga mengetahui apa yang harus dilakukan, yaitu dengan memberikan pelajaran tambahan. Ibu Tampubolon juga sudah cukup mampu berpikir lebih jelas mengenai kegiatan belajar itu sendiri, terlihat dari setiap strategi yang berbeda yang digunakan dalam hal membaca, menulis dan berhitung. 

Defenisi strategi secara leksikal bermakna rencana, metode, serangkaian manufer atau siasat untuk menapai tujuan atau hasil tertentu. Istilah ini mengacu pada bagaimana cara memfasilitasi jenis pembelajaran tertentu. Istilah strategi pembelajaran berbeda dengan metode. Metode merujuk pada pendekatan pembelajaran, seperti metode kuliah, metode diskusi, metode penugasan dan sebagainya.


      Banyak Improvisasi 
               Improvisasi adalah selalu mempertimbangkan akan melanjutkan atau memilih alternative lain dari kegiatan pembelajaran. Dalam Improvisasi, guru mengumpulkan informasi tentang siswa, mencari petunjuk, dan memantau apa yang sedang terjadi pada individu atau kelompok siswa. Mencari perbedaan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi, sehingga tindakannya benar-benar akurat.

Ibu Tampubolon sudah cukup mempertimbangkan juga dalam penggunaan alternative dari kegiatan pembalajaran. Ini terlihat dari pendekatan khusus yang dilakukan kepada setiap individu dan alternatif penggunaan sempoa dalam melakukan kegiatan berhitung serta pengenalan konsep berhitung yang dilakukan dengan menghitung benda-benda yang dekat dengan kehidupan siswa.

      Paradigma Belajar
Pembelajaran yang lebih efektif akan terjadi ketika guru mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana kegiatan belajar terjadi. Guru akan lebih efektif juga bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunkan strategi itu. Lima strategi mengajar adalah sebagai berikut:

Strategi 1 :  pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan. Strategi ini didasari oleh hasil temuan psikolog perilaku.
Strategi 2 : ceramah dan menjelaskan, yaitu penyajian informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses dan diingat. Strategi ini didasari oleh hasil temuan psikolog kognitif.
Strategi 3 : mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah dan kreastivitas melalui penyelidikan dan penemuan. Strategi ini didasari oleh penemuan tentang proses berpikir dan penelitian psikologis pada penalaran dan krestivitas
Strategi 4: Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap dan pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. Strategi ini didasarkan oleh hasil temua tentang komunikasi kelompok dan tim
Strategi 5 : pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang tejadi di lingkungan kerja, magang studi wisata, atau kegiatan di luar ruangan. Strategi ini didasari oleh hasil temuan teori belajar holistic dan teori-teori konseling yang memfasilitasi wawasan dan pemahaman diri

รจ Sesuai dengan strategi 1. Ibu Tampubolon melakukan strategi 1 dalam kegiatan pengajarannya dengan membuat proses belajar secara bertahap. Dalam hal membaca dimulai dengan pengenaran huruf, mengeja, dan selanjtnya membaca. Dalam hal berhitung dimulai dengan pengenalan angka, dan selanjutnya belajar menghitung benda-benda yang dekat dengan siswa. Sedangkan dalam membaca dilakukan dengan belajar memegang pensil, menulis bentuk-bentuk, dan selanjutnya menulis apa yang diucapkan.

Sesuai dengan strategi 2. Ceramah dan menjelaskan yang dilakukan berhubungan dengan penjelasan tentang materi yang ada di buku dan pembagian pengalaman ilmu pengetahuan kepada siswa.

Sesuai dengan strategi 5. Ibu tampubolon menghubungkan setiap pelajaran dengan kehidupan nyata. Membuat contoh-contoh yang dekat yang masih berhubungan dan berada dekat dengan jangkauan siswa

kelima strategi diatas menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasi kegiata pembelajaran. Lima strategi, bersama dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran dan siswa)menyediakan informasi dasar professional bahwa setiap guru agar menjadi lebih efektif dalam menjaankan tugasnya. Selebihnya tentu menggunakan pelatihan, kesabaran dan kerja keras. 


BAB IV
KESIMPULAN
            Berdarkan hasil wawancara, kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa motivasi mengajar yang terdapat pada Ibu tampubolon merrupakan motivasi yang memang diharapkan dari setiap guru yang pada saat ini kebanyakan menjadi guru adalah sebuah jalan terakhir untuk mendapat pekerjaan tanpa ada minat untuk menjadi seorang guru. Ibu tampubolon memandang siswanya seperti anak sendiri yang butuh didikan pembinaan serta memandang siswa sebagai kewajiban, tugas yang harus dikerjakan.
            Jika didasarkan pada teori, maka kesimpulannya adalah dalam pendekatan mengajar Ibu Tampubolon menggunkan salah satu pendekatan yang terdapat dalam teori, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang dilakukan memenuhi semua elemen-elemen pembalajaran antara lain, tujuan, bahan ajar, interaksi guru siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya.
            Ibu Tampubolon tergolong sudah cukup unggul, dimana Ibu tampubolon memiliki sebagian besar karakteristik keahlian pokok dan karakteristik ahli paedagogis. Namun sebagai komunikator tidak dapat disimpulkan, karena butuh observasi lanjutan Ibu Tampubolon memiliki perspektif yang lebih pada proses pembelajaran dengan tahu membaca situasi dan kondisi kelas. Cukup banyak improvisasi yang dilakukan, selalu mempertimbangkan akan melanjutkan atau memilih alternative lain dari kegiatan pembelajaran. Sementara dalam hal paradigm belajar Ibu Tampubolon memenuhi strategi 1,2 dan 5.


 
BAB V
TESTIMONI  DAN SARAN

5.1  Testimoni
Pertama kali diinformasikan untuk pengerjaan tugas ini, saya tidak terlalu merasa kesulitan. Karena saya berada di lingkungan keluarga yang pada umumnya adalah guru, salah satunya orang tua saya. Yang saya pikirkan adalah waktu yang tepat untuk pulang kampung untuk mengerjakan tugas ini, untungnya orang tua saya datang ke Medan untuk acara keluarga. Pada kesempatan inilah saya melakukan wawancara. Awalnya saya juga bingung untuk menggunakan landasn teori yang mana, namun pada akhirnya saya tahu dan memutuskan untuk menggunkan landasan teori paradigm belajar. Saya senang bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini, karena semakin membentuk saya secara pribadi untuk lebih mandiri dalam mengerjakan setiap tugas yang ada.

5.2  Saran
  • Sebaiknya dalam melakukan tugas wawancara seperti ini, yang kita tetapkan terlebih dahulu adalah landasan teori. Sehingga kita dapat menentukan pertanyaan apa yang akan kita ajukan.
  • Sebaiknya sebelum melakukan wawancara, kita sudah harus menyepakati waktu kapan akan dilakukan.
  • Jika ada kesulitan dalam menulis, sebaiknya dierekam dengan menggunkan teknologi lainnya, untuk memudahkan kita membahas dan menghubungkannya dengan landasan teori.
  • Dalam pengerjaannya jangan terlalu mendekati batas waktu pengumpulan agar hasilnya lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, S.  & Khairil. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta