Tugas
Wawanacara Guru
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan.
Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari proses pengajaran. Proses
pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha
sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik, guna untuk mencapai tujuan
institusional yang diemban oleh lembaga yang menjalankan misi pendidikan.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa berada di bawah bimbingan guru.
Guru adalah
orang yang bertugas untuk mendidik serta mengajar dalam mengembangkan kemampuan
peserta didik baik secara formal maupun nonformal. Pengembangan kemampuan yang
dimaksud tidak hanya berpaku pada bidang akademik saja tetapi juga dalam hal
pengembangan kepribadian. Guru menjadi sosok yang diharapkan dapat memberikan
atau menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan ini
nantinya dapat membantu peserta didik dalam menjalani kehidupannya.
Kinerja guru, gaya mengajar, pendekatan pembelajaran, penguasaan kompetensi
dan sebagainya yang dimiliki guru pada umumnya berkorelasi positif terhadap
prestasi siswa. Sehingga, ketika siswa (peserta didik) gagal dalam menjalani
proses pembelajaran ini maka guru adalah sosok yang mendapat perhatian besar.
Kinerja guru, gaya mengajar, pendekatan pembelajaran, dan penguasaan
kompetensi ini berhubungan dengan seni dan ilmu mengajar. Namun disamping seni
dan ilmu mengajar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan. Antara lain adalah bagaimana pandangan guru
tentang pendidikan, apa motivasi dasar guru dalam mengajar, apa filosofi guru
dalam mengajar dan pendekatan seperti apa yang digunakan oleh guru.
Dalam kesempatan ini, penulis melakukan wawancara terhadap seorang guru
untuk melihat bagaimana pandangan guru tentang pendidikan, motivasi dasar dalam
mengajar, sudut pandang guru dalam melihat peserta didik, filosofi mengajar
serta pendekatan yang dilakukan dalam mengajar. Karena semua yang telah disebutkan
ini adalah dasar untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik yang bersumber
dari pribadi guru itu sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari wawancara ini adalah
untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
· Bagaimana pandangan guru tentang
pendidikan?
· Apa motivasi dasar ingin menjadi
seorang guru?
· Bagaimana sudut pandang guru dalam
melihat peserta didik?
· Apa filosofi guru dalam mengajar?
· Bagaimana pendekatan yang dilakukan
dalam mengajar?
BAB II
HASIL WAWANCARA
Wawancara dilakukan pada hari
Minggu, 21 Maret 2013 bertempat di Simalingkar B, Medan. Waktu yang digunakan
sekitar 1 jam, yaitu dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 13.56. Berikut ini
adalah hasil wawancara yang penulis dapatkan.
2.1
Identitas Guru
Nama : Sorta
Tampubolon
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal
lahir : Sidikalang, 20 Februari 1964
Alamat
rumah : Jalan Persada
No 9, Sidikalang
NIP : 196411201989032004
Nama
Sekolah : SD Punguan
Nauli, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi
Jabatan : Wali Kelas 1,
sebagai guru semua mata pelajaran
Pangkat/Golongan
: III
D
Sertifikasi : belum
Pendidikan
terakhir : SPG
(Sekolah Pendidikan Guru)
Lama
Mengajar : 23 Tahun
Tahun
Pengangkatan : 1989
2.2
Jawaban untuk Setiap Pertanyaan
- Bagaimana pandangan anda terhadap pendidikan?
Saya memandang pendidikan sebagai sebuah
bidang yang sangat penting karena menjadi salah satu patokan untuk menentukan
apakah sebuah Negara dapat dikatakan maju. Pendidikan
menjadi pegangan setiap orang untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik lagi.
Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya seperti
mendapatkan pekerjaan yang baik, status sosial yang baik, dll.
- Apa motivasi dasar ibu menjadi seorang guru?
Sejak kecil Saya sudah bercita-cita menjadi seorang guru.
Saya termasuk salah satu siswa yang berprestasi. Saya dulunya bersekolah di SD
Negeri Huta raja, kemudian masuk ke SMP N
1 Sidikalang, salah satu SMP favorit di tempat tinngal saya. Kemudian,
sesuai dengan cita-cita, tamat dari SMP
saya memutuskan untuk masuk ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) bukan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Hal ini juga didukung oleh orang tua. Selain itu, motivasi
saya menjadi pengajar adalah ingin meningkatkan kualitas pendidikan. Dimana
pada saat itu kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih kurang dan
tenaga pengajar juga sangat kurang terkhusus di daerah-daerah pelosok.
- Seperti apakah pandangan ibu tentang peserta didik?
Saya memandang peserta didik seperti anak sendiri, yang sangat membutuhkan
bimbingan, binaan serta pengajaran demi meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain itu saya juga memandang siswa-siswinya sebagai tugas atau bagian dari
kewajibannya. Saya merasa terbeban untuk membantu anak-anak menjadi orang-orang
yang pintar secara akademik dan bermoral.
- Filosofi apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Filosofi mengajar yang saya gunakan adalah berdasarkan apa
yang saya dapatkan di Sekolah Pendidikan Guru. Menggunakan cara yang diajarkan
kepada saya.
- Bagaimana perjalan ibu menjadi seorang guru?
Sepeti yang saya katakana tadi, menjadi seorang guru adalah
cita-cita saya sejak kecil. Tamat dari SMP saya melanjutkan pendidikannya ke
jenjang Sekolah Pendidikan Guru untuk mencapai cita-cita tersebut. Setelah
menyelesaikan studinya di SPG pada tahun 1984, kemudian saya mengikuti tes
guru, namun tidak berhasil. Kemudian pemerintah melakukan penyisipan pada tahun
1988, saya mendapat kesempatan untuk menjadi seorang guru honorer untuk
menggantikan seorang guru yang telah meninggal. Pada tahun 1989 dilakukan
penganggatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Untuk pertama kalinya saya
ditempatkan di SD Harunggguan yang terletak di daerah pelosok, di Kecamatan
Sumbul Pegagan, Kabupaten Dairi. Di sekolah ini saya mengajarkan 2 kelas sekaligus,
yaitu kelas 2 dan kelas 3 untuk semua mata pelajaran. Jumlah murid untuk setiap
kelas adalah 15 orang. Hal ini dilakukan karena kurangnya tenaga pengajar pada
saat itu. Mengajar di SD harungguan
mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 1996. Pada tahun 1996 saya pindah ke SD
Punguan Nauli yang terletak di Kecamatan Sitinjo, Kabupaten dairi. Saya
mengajar di SD tersebut sampai saat ini. Perpindahan ini dilakukan karena
adanya tuntutan keluarga. Saat ini saya mengajar murid kelas 1.
- Pendekatan seperti apa yang ibu lakukan dalam mengajar?
Sistem yang digunakan dalam mengajar adalah sistem tematik.
Menghubungkan setiap mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pembelajarn
yang dilakukan berpusat pada guru. karena pada umunya anak-anak belum menjalani
Pendidikan Pra Sekolah, dengan kata lain pada umumnya anak-anak dalam menjalani
pendidikannya dimulai dari sekolah dasar. Selain itu, kelas 1 SD merupakan
tahap dimana anak-anak baru pertama kalinya dikenalkan dengan pelajaran seperti
membaca, menghitung dan menulis. Sehingga hal ini mendorong guru untuk tidak
lebih melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa. Selain belajar tentang
teori, pengajaran juga dilakukan secara kontekstual, dimana teori yang sudah
dipelajari dihubungkan dengan kehidupan nyata sehari-harinya.
- Metode apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
- Seperti yang ibu katakan, ibu mengajar pelajaran dasar seperti membaca, menulis dan berhitung, strategi seperti apa yang ibu gunakan untuk mengajarkan itu semua?
a. Strategi mengajarkan cara membaca
Strategi yang saya dilakukan adalah
dengan menyanyikan lagu alphabet, selanjutya dilakukan latihan mengeja, dan
berdikte. Sekolah menggunakan buku paket sebagai patokan dalam menyampaikan
materi. Namun, disamping penggunaan buku paket saya juga mengajarkan hal
lainnya yang mungkin tidak dituliskan dalam buku. Membaca yang dilakukan
dihubungkan dengan mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Agama. Ketika mempelajari
Mata pelajaran ini, siswa juga sekaligus dilatih kemampuan membacanya.
b. Strategi mengajarkan cara berhitung
Dimulai dengan pengenalan angka.
Pengenalan angka dilakukan dengan menghubungkan bentuk angka dengan binatang.
Contohnya angka 2 diibaratkan mirip dengan hewan bebek. Setelah mengenal angka,
selanjutnya adalah melakukan perhitungan. Mengenalkan konsep hitungan dimulai
dengan mencoba menghitung anggota tubuh, jumlah teman, dan benda-benda yang ada
di kelas. Kemudian dilakukanlah pengajaran
tentang bagaimana cara menjumlah dan mengurangkan. Untuk lebih
memudahkan, siswa saya diijinkan untuk menggunakan alat bantu sempoa.
c. Strategi mengajarkan cara menulis
Dimulai dengan pengajaran bagaimana
cara memegang pensil yang baik. selanjutnya menulis bentuk-bentuk yang
sederhana seperti garis lurus, garis miring, dll. Kemudian setelah terlatih dan
terbiasa menggunkan pensil, saya mengajarkan cara menulis huruf dan selanjutnya
menuliskan kata-kata yang diucapkan.
- Kegiatan seperti apa yang ibu lakukan untuk memotivasi siswa dalam belajar?
Ketika jam pelajaran akan selesai, saya sering membuat omba
kepada anak-anak dalam bentuk pengerjaan tugas yang diperintahkan. Siswa yang
pertama kali selesai akan diizinkan pulang lebih dahulu dari teman-temannya.
Hal ini saya maksudkan agar siswa termotivasi dalam meningkatkan kualitas
belajarnya dan untuk mengetahui kira-kira siswa mana yang kurang mampu untuk
mengikuti proses belajar.
- Setelah mengetahui siswa mana yang mengalami kesulitan, maka tindak lanjut seperti apa yang ibu gunakan?
Ketika sudah diketahui ada siswa yang sulit untuk mengkuti
proses belajar dasar ini (membaca, menulis dan berhitung), Saya akan memberikan
perlakuan khusus. Perlakuan khusus yang dimaksud adalah tambahan pelajaran
sepulang sekolah. Mengajarkan siswa tersebut secara khusus dan memberikan tugas
tambahan di rumah agar dibantu juga oleh orang tua atau keluarga lainnya.
- Bentuk eveluasi apa yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa?
Evaluasi yang dilakukan dibuat dalam bentuk ujuian yang
dilakukan setiap akhir semester sesuai dengan aturan pendidikan. Ujian yang
dilakukan menggunakan soal-soal multiple
choice dan mengisi titik-titik.
- Bagaimana cara anda menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya?
Lebih terasa ketika belajar Seni Budaya dan Keterampilan
dalam hal bernyanyi. Anak-anak akan maju secara bergilir. Yang telah maju
menyebutkan satu nama temannya untuk bernyanyi selanjutnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kaitan Landasan Teori dengan Hasil Wawancara
Mengajar,
Ahli Paedaogi, dan Paradigma Belajar
Defenisi
Ajar bermakna
memberi petunjuk atau menyampaikan informasi., pengalaman, pengetahuan kepada
subjek tertentu untuk diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan
seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atu menyampaikan informasi,
pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek tertentu agar mereka
mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pengajaran
adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar.
Elemen-elemen yang terlibat dalam
semua aktivitas mengajar adalah
tujuan, bahan
ajar, interaksi guru siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dan
evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya.
Ibu
Tampubolon dalam hal ini sudah memenuhi elemen-elemen mengajar. Tujuan
pengajaran adalah untuk membuat siswa mampu membaca, menulis, dan berhitung
serta pelajaran-pelajaran tambahan lainnya seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetajuan Sosial, dan Agama. Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket dan
pengalaman ibu Tampubolon sendiri. Interaksi guru dan siswa pastinya terlihat
ketika proses pengajaran berlangsung, baik itu dalam kelas atau ketika mengajar
anak-anak yang butuh bimbingan khusus. Sedangkan evaluasi sebagai produk
belajar dilakukan dengan membuat ujian akhir semester.
Menginspirasi Siswa
Kegiatan
mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar
secara berkelanjutan, substansial dan
positif, terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan
merasa. Keunggulan ini juga bermakna
suatu proses yang meningkatkan motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih
tinggi. Seorang guru yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang
memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana
belajar siswa, termasuk meningkatkan minat siswa. Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa
referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristis
sebagai berikut.
a.
Keahlian Pokok:
- Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh dan menunjukkan antusiasme yang menular untuk itu.
- Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks standar
- Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan mengenai materi pelajaran khusus.
- Mendalami secara kontinyu mata pelajaran, menganalisis situasi dan cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas
- Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang
- Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual
b. Ahli Paedagogis :
- Menetapkan tujuan pembelajaran yan sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas
- Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat kemampuan siswa
- Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
- Mendorong siswa berpikir dan memberdayakan diri untk menemukan kreativitas mereka sendiri
- Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga
- Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga suasana integritas, kesopanan dan rasa hormat
- Memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
- Mempromosikan penemuan siswa
- Menjadikan mengajar dan belajat sebagai kegiatan ilmiah
- Menunjukkan rasa komtmen yang kuat bagi komunitas akademis di samping keberhasilan pribadi dalam kelas
- Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa
- Menemukan cara yang unik dan kreatif untuk menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya
Berdasarkan
hasil wawancara, karakteristik keahlian pokok yang telah dimiliki Ibu
tampubolon adalah sebagai berikut:
- Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara membeaca, menulis dan berhitung
- Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks standar. Ibu tampubolon juga menambahkan dan mengajarkan Ilmu pengetahuan berdasarkan pengalamnnya yang tidak tertulis dalam buku .
- Mendalami secara kontinyu mata pelajaran, yaitu dengan mencari metode-metode yang baru seperti dengan bernyanyi terlebih dahulu. Menganalisis situasi dengan mencoba mengetahui siswa mana yang kurang dapat memahami pelajaran. Cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas dengan melakukan ujian akhir semester.
- Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang. Ibu Tampubolon melakukan pengajaran dengan menghubungkan satu pelajaran dengan bidang lainnya.
Karakteristik ahli paedagogis yang dimiliki antara lain:
- Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Tujuannya utamanya adalah membuat anak-anak mampu mambaca, menulis dan berhitung.
- Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat kemampuan siswa dengan melakukan pengajaran tambahan kepada anak-anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran.
- Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat dengan melakukan perlombaan sepulang sekolah dan adanya ujian akhir semester.
- Memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
- Menjadikan mengajar dan belajar sebagai kegiatan ilmiah dengan memberikan teori yang sesuai dengan buku standar
- Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa yaitu dengan menilai setiap tugas yang telah dibuat oleh siswa
- Menemukan cara yang unik dan kreatif untuk menghubungkan siswa satu dengan yang lainnya yaitu dengan bernyanyi satu-satu ke depan dengan menyebutkan salah satu nama temannya.
Perspektif
dan Strategi
Guru yang memiiki perspektif adalah mereka yang memiliki
pengalamn dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk
memahami peristiwa di kelas. Guru semacam ini sudah berpengalaman dan mampu
mengelaborasi secara baik materi pembelajaran. Mereka memiliki perspektif yang
lebih pada proses pembelajaran. Mereka tahu membaca situasi dan kondisi kelas.
Guru berpengalaman memahami detail materi pembelajaran dan bagaimana
mentransformasikannya kepada siswa. Guru berpengalaman memiliki perspektif
tingkat tinggi yang dapat melihat dengan baik apa yang terjadi di kelas mereka.
Ibu
tampubolon termasuk guru yang memiliki perspektif terlihat dari pemahamannya
yang detail tentang materi pembelajaran dengan memberikannya secara bertahap
dan pengalaman serta kemampuannya dalam membaca kelas, melihat apa yang terjadi
di dalam kelas bahwa terdapat anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses belajar.
Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi di
kelas melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan tentang apa yang
dilihat. Guru harus mampu berpikir lebih jelas mengenai kegiatan mengajar itu
sendiri, cara pengorganisasian, dan konseptualisasinya. Oleh karena itu, guru
yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang dipilih secara sadar. Guru
yang efektif memiliki rencana permainan untuk sukses, sebuah metode untuk
mengatur pilihan-pilihan yang mereka buat
Tidak hanya
sebatas mengetahui dan memahami bahwa terdapat siswa yang kurang mampu
mengikuti, tapi Ibu Tampubolon juga mengetahui apa yang harus dilakukan, yaitu
dengan memberikan pelajaran tambahan. Ibu Tampubolon juga sudah cukup mampu
berpikir lebih jelas mengenai kegiatan belajar itu sendiri, terlihat dari
setiap strategi yang berbeda yang digunakan dalam hal membaca, menulis dan
berhitung.
Defenisi strategi secara leksikal bermakna rencana, metode,
serangkaian manufer atau siasat untuk menapai tujuan atau hasil tertentu.
Istilah ini mengacu pada bagaimana cara memfasilitasi jenis pembelajaran
tertentu. Istilah strategi pembelajaran berbeda dengan metode. Metode merujuk
pada pendekatan pembelajaran, seperti metode kuliah, metode diskusi, metode
penugasan dan sebagainya.
Banyak
Improvisasi
Improvisasi adalah selalu mempertimbangkan akan melanjutkan atau memilih
alternative lain dari kegiatan pembelajaran. Dalam Improvisasi, guru
mengumpulkan informasi tentang siswa, mencari petunjuk, dan memantau apa yang
sedang terjadi pada individu atau kelompok siswa. Mencari perbedaan antara apa
yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi, sehingga
tindakannya benar-benar akurat.
Ibu Tampubolon sudah
cukup mempertimbangkan juga dalam penggunaan alternative dari kegiatan
pembalajaran. Ini terlihat dari pendekatan khusus yang dilakukan kepada setiap
individu dan alternatif penggunaan sempoa dalam melakukan kegiatan berhitung
serta pengenalan konsep berhitung yang dilakukan dengan menghitung benda-benda
yang dekat dengan kehidupan siswa.
Paradigma
Belajar
Pembelajaran yang lebih efektif akan terjadi ketika guru
mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana kegiatan belajar terjadi.
Guru akan lebih efektif juga bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan
strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalam
menggunkan strategi itu. Lima strategi mengajar adalah sebagai berikut:
Strategi 1 : pelatihan dan
pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan
tujuan yang jelas, melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan
memperkuat setiap kemajuan. Strategi ini didasari oleh hasil temuan psikolog
perilaku.
Strategi 2 : ceramah dan menjelaskan, yaitu
penyajian informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses dan
diingat. Strategi ini didasari oleh hasil temuan psikolog kognitif.
Strategi 3 : mencari dan menemukan, yaitu
pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah dan kreastivitas melalui
penyelidikan dan penemuan. Strategi ini didasari oleh penemuan tentang proses
berpikir dan penelitian psikologis pada penalaran dan krestivitas
Strategi 4: Kelompok dan tim, yaitu berbagi
informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta
mengeksplorasi sikap dan pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok.
Strategi ini didasarkan oleh hasil temua tentang komunikasi kelompok dan tim
Strategi 5 : pengalaman dan refleksi, yaitu
mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang tejadi di lingkungan
kerja, magang studi wisata, atau kegiatan di luar ruangan. Strategi ini
didasari oleh hasil temuan teori belajar holistic dan teori-teori konseling
yang memfasilitasi wawasan dan pemahaman diri
รจ Sesuai dengan strategi 1.
Ibu Tampubolon melakukan strategi 1 dalam kegiatan pengajarannya dengan membuat
proses belajar secara bertahap. Dalam hal membaca dimulai dengan pengenaran
huruf, mengeja, dan selanjtnya membaca. Dalam hal berhitung dimulai dengan
pengenalan angka, dan selanjutnya belajar menghitung benda-benda yang dekat
dengan siswa. Sedangkan dalam membaca dilakukan dengan belajar memegang pensil,
menulis bentuk-bentuk, dan selanjutnya menulis apa yang diucapkan.
Sesuai dengan strategi 2. Ceramah dan menjelaskan yang dilakukan
berhubungan dengan penjelasan tentang materi yang ada di buku dan pembagian
pengalaman ilmu pengetahuan kepada siswa.
Sesuai dengan strategi 5. Ibu tampubolon menghubungkan setiap
pelajaran dengan kehidupan nyata. Membuat contoh-contoh yang dekat yang masih
berhubungan dan berada dekat dengan jangkauan siswa
kelima strategi diatas menyediakan kerangka kerja konseptual
yang berguna untuk mengorganisasi kegiata pembelajaran. Lima strategi, bersama
dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran
dan siswa)menyediakan informasi dasar professional bahwa setiap guru agar
menjadi lebih efektif dalam menjaankan tugasnya. Selebihnya tentu menggunakan
pelatihan, kesabaran dan kerja keras.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdarkan hasil wawancara,
kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa motivasi mengajar yang terdapat
pada Ibu tampubolon merrupakan motivasi yang memang diharapkan dari setiap guru
yang pada saat ini kebanyakan menjadi guru adalah sebuah jalan terakhir untuk
mendapat pekerjaan tanpa ada minat untuk menjadi seorang guru. Ibu tampubolon
memandang siswanya seperti anak sendiri yang butuh didikan pembinaan serta
memandang siswa sebagai kewajiban, tugas yang harus dikerjakan.
Jika didasarkan pada teori, maka
kesimpulannya adalah dalam pendekatan mengajar Ibu Tampubolon menggunkan salah
satu pendekatan yang terdapat dalam teori, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru. Pembelajaran yang dilakukan memenuhi semua elemen-elemen pembalajaran
antara lain, tujuan, bahan ajar, interaksi guru siswa dengan perekat
kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai
produknya.
Ibu Tampubolon tergolong sudah cukup
unggul, dimana Ibu tampubolon memiliki sebagian besar karakteristik keahlian pokok dan karakteristik
ahli paedagogis. Namun sebagai komunikator tidak dapat disimpulkan, karena
butuh observasi lanjutan Ibu Tampubolon memiliki perspektif yang lebih pada
proses pembelajaran dengan tahu membaca situasi dan kondisi kelas. Cukup banyak
improvisasi yang dilakukan, selalu mempertimbangkan akan melanjutkan atau
memilih alternative lain dari kegiatan pembelajaran. Sementara dalam hal
paradigm belajar Ibu Tampubolon memenuhi strategi 1,2 dan 5.
BAB V
TESTIMONI DAN SARAN
5.1 Testimoni
Pertama
kali diinformasikan untuk pengerjaan tugas ini, saya tidak terlalu merasa
kesulitan. Karena saya berada di lingkungan keluarga yang pada umumnya adalah
guru, salah satunya orang tua saya. Yang saya pikirkan adalah waktu yang tepat
untuk pulang kampung untuk mengerjakan tugas ini, untungnya orang tua saya
datang ke Medan untuk acara keluarga. Pada kesempatan inilah saya melakukan
wawancara. Awalnya saya juga bingung untuk menggunakan landasn teori yang mana,
namun pada akhirnya saya tahu dan memutuskan untuk menggunkan landasan teori
paradigm belajar. Saya senang bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini,
karena semakin membentuk saya secara pribadi untuk lebih mandiri dalam
mengerjakan setiap tugas yang ada.
5.2 Saran
- Sebaiknya dalam melakukan tugas wawancara seperti ini, yang kita tetapkan terlebih dahulu adalah landasan teori. Sehingga kita dapat menentukan pertanyaan apa yang akan kita ajukan.
- Sebaiknya sebelum melakukan wawancara, kita sudah harus menyepakati waktu kapan akan dilakukan.
- Jika ada kesulitan dalam menulis, sebaiknya dierekam dengan menggunkan teknologi lainnya, untuk memudahkan kita membahas dan menghubungkannya dengan landasan teori.
- Dalam pengerjaannya jangan terlalu mendekati batas waktu pengumpulan agar hasilnya lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. & Khairil. 2010. Pedagogi,
Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta