Review Paedagogi
Paedagogi
merupakan seni mengajar dan mendidik anak-anak.
Paedagogi saat ini merupakan paedagogi abad ke 21 yang berhubungan
dengan paedagogi praktis. Paedagogi abad 21 dikenal juga dengan paedagogi
progresif. Paedagogi progresif maksudnya adalah paedagogi yang juga dipengaruhi
oleh perkembangan zaman seperti perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan
TIK. Perkembangan ini mengasilkan perubahan dalam pembelajaran. Perkembangan
ini juga mandorong paedagogi untuk melakukan beberapa perubahan terkait dengan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini. Paedagogi tidak dapat
hanya dipahami secara ilmiah dan teori, tetapi juga harus dapat diaplikasikan
dalam kehidupan. Menjadikan sesuatu yang abstrak menjadi konkret.
Paedagogi
termasuk dalam ilmu pengetahuan formal dan venakular. Paedagogi formal disebut
juga paedagogi ilmiah sedangkan venakuler disebut juga dengan paedagogi
praktis. Dalam hubungannya dengan paedagogi abad ke 21, paedagogi yang bersifat
ilmiah yang merupakan hasil dari pengembangan prinsip-prinsip dan teori-teori
yang berdasarkan pada penelitian diaplikasikan dalam pembelajaran secara
praktis atau dipraktekkan.
Contohnya:
dengan adanya kemajuan zaman terkhusus dalam bidang teknologi informasi,
diketahui bahwa Negara-negara dibagian barat sudah melakukan pengajaran dalam
membaca pada usia 5 tahun atau usia
Taman kanak-kanak. Di Indonesia pun dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui usia anak yang tepat
untuk memulai belajar membaca. Sebelumnya berdasarkan teori yang lama, usia
yang tepat adalah 6 tahun, sehingga dalam prakteknya pengajaran membaca
dilakukan ketika anak sudah memasuki usia 6 tahun saat berada di kelas 1 SD, namun setelah dilakukan penelitian yang didasarkan
pada teori-teori lainnya, disimpulkan bahwa usia yang tepat itu adalah 5 tahun.
Praktek yang sebelumnya dilakukan ketika SD diubah menjadi belajar membaca
ketika memasuki Taman Kanak-kanak.
Dari
contoh diatas, dapat dilihat bahwa paedagogi progresif mendorong paedagogi formal
harus diterapkan juga dalam paedagogi venakuler atau praktis. Penerapan ini
berkaitan dengan studi sistematik. Studi yang sistematik dimulai dengan
memperimbangkan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran.
Setelah mengetahui tujuan selanjutnya adalah mendalami tentang konsep-konsep
pengajaran, memahami bagaimana paedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas
yang selanjutnya diterapkan dan dievaluasi hasilnya.
Paedagogi
abad ke 21 ini berkaitan dengan fenomena kontemporer. Kontemporer yang dimaksud
adalah bahwa paedagogi senantiasa melakukan perubahan-perubahan yang bertujuan untuk mncapai kesempurnaan.
Perubahan ini diakibatkan juga oleh perubahan-perubahan lingkungan yang
berhubungan dengan teknologi dan Informasi. Dalam paedagogi kontemporer Guru
diharapkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan esensial yang bertujuan untuk
mengembangkan pendidikan. Setelah mengajukan pertanyaan maka selanjutnya adalah
guru melakukan paedagogi efektif. Paedagogi efektif menuntut keprofesionalan guru dalam melakukan pembelajaran, dimana guru
juga harus terus belajar agar dapat mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain peran guru yang sangat penting, dibutuhkan juga peran aktif
dari siswa. Siswa belajar paling efektif, ketika guru mau melibatkan siswa
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Terlibat aktif dapat dilakukan dengan
mengenalkan siswa terhadap teknologi informasi yang baru dan membuat teknologi
itu benar-benar berfungsi untuk mendukung proses belajar yang lebih efektif dan
efisien.
Paedagogi
kontemporer ini menghasilkan fenomena kontemporer. Dimana ketika terjadi
perkembangan dalam bidang teknologi guru hanya menjelaskan perangkat dan
fungsi-fungsi dari teknologi itu tanpa menjadikan teknologi itu menjadi menjadi
sarana dan alat untuk belajar dengan lebih mudah. Contohnya dengan teknologi
seperti computer dan internet seorang siswa dapat lebih mudah memperluas pengetahuan
tentang mata pelajarannya denga menggunakan internet. Ketika menggunakan
internet tersebut, siswa juga semakin dilatih untuk mengetik cepat.
Sedangkan
fenomena lain yang terjadi adalah, guru
yang terlalu tergantung pada teknologi sehingga proses pengajaran oleh guru
tersebut menjadi tidak dianggap menjadi sesuatu yang paling penting lagi.
Contohnya, karena teknologi yang semakin memudahkan maka guru melakukan proses
pembelajaran secara on line saja, tidak lagi dengan tatap muka. Padahal hal ini
seharusnya dapat dilakukan dengan seimbang sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan benar-benar efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar