Organizational Climate
Banyak
sekali defenisi apa itu Iklim Organisasi menurut para ahli. Salah satunya
menurut Hellriegel dan Slocum (1974), iklim organisasi merupakan konsensus dari
persepsi para anggota mengenai mengenai bagaimana organisasi dan/atau
subsistemnya berurusan dengan anggota dan lingkungannya.
Karena konsep iklim organisasi ini
didasarkan pada persepsi pribadi, kebanyakan ukuran dari konsep ini berdasarkan
pada kuesioner. Kuesioner ini berisi berbagai pertanyaan kepada karyawan
organisasi tentang persepsi mereka mengenai tujuan dan nilai prganisasi,
perilaku dan kebijaksanaan pemimpin, dan aspek lain dari fungsinya. Ada
beberapa kuesioner yang dikembangkan khusus untuk penggunaannya dalam
organisasi bisnis antara lain The
Organizational Climate Questionnaires (Litwin & Stringer, 1968) dan The Business Organizational Climate Index (BOCI: Payne & Pheysey,
1971).
Dalam
kuesioner BOCI ada beberapa pertanyaan yang digunakan. Dalam contoh di halaman
442 (L.N. Jewell) terdapat dua buah skala yaitu Skala Hubungan Perorangan yaitu
bagaimana hubungan antar karyawan maupun antara karyawan dan atasannya.
Kemudian ada Skala Rutin yang memberikan pertanyaan mengenai suasana organisasi
yang dirasakan oleh karyawan. Kuesioner ini akan menyajikan beberapa pernyataan
yang kemudian akan dipilih oleh karyawan apakah itu BENAR atau SALAH.
Penelitian
tentang BOCI ini sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi, namun
beberapa ahli psikologi juga mengungkapkan bahwa konsep ini terlalu sukar untuk
diukur (Katz & Kahn, 1978). Campbell, Dunnette, Lawler, & Weick, 1970
juga mengemukakan masalah yang tidak mudah yaitu apakah kuesioner tersebut
mengukur karakteristik organisasi atau karakteristik dari karyawan yang
menjawab pertanyaan tersebut. Walaupun ada pro dan kontra terhadap kuesioner
ini, namun penelitian dengan alat-alat yang tersedia tersebut pada saat ini
menunjukkan bahwa iklim organisasi memang mempengaruhi perilaku dan sikap
karyawan.
Behavioral and Attitudinal Correlates
of Organizational Climate
Kesulitan
psikolog industri dan organisasi dalam mencapai kata sepakat mengenai ukuran
dan arti dari organizational climate
telah menciptakan kesulitan yang berkaitan dalam usaha mereka untuk menyelidiki
pengaruh variabel ini terhadap perilaku orang sewaktu kerja. Tetapi terdapat
beberapa kesimpulan untuk saat ini, sebagai berikut :
1.
Pertama, banyak
karakteristik dari organisasi yang berinteraksi untuk menciptakan climate tersebut. Perilaku managerial
sepertinya adalah alat paling signifikan dimana karakteristik ini di
komunikasikan kepada karyawan individual (e.g., Kozlowski & Doherty, 1989;
Schneider, Gunnarson, & Niles-Jolly, 1994), tapi itu hanya satu-satunya
ketentuan dari climate atau iklim.
2.
Kedua, bahwa jumlah
dari variabel, termasuk alam dari pekerjaan individual dan kelompok bekerja dan
hubungan dia serta kepribadiannya (e.g., Hershberger, Lichtenstein, & Knox,
1994) mempengaruhi cara sudut pandang setiap pandangan individual bahwa elemen
variasi yang membuat climate.
3.
Ketiga, perbedaan
individual juga mempengaruhi respon terhadap organizational climate, bagaimanapun juga, hal tersebut dapat
dirasakan. Ini berarti bahwa meskipun dua orang karyawan memahami iklim
organisasi dengan cara yang sama, reaksi mereka mungkin berbeda terhadap iklim
tersebut.
Organizational Climate
and Job Satisfaction
Berbagai riset para Psikolog
I/O mengenai iklim organisasi, lebih memfokuskan kepada hubungan antara
persepsi iklim secara keseluruhan dan kepuasan kerja. Sebuah riset dari
Johannesson (1973) mengungkapkan bahwa adanya korelasi positif antara iklim dan
kepuasan kerja, atau dengan kata lain keduanya memiliki perbedaan pada term-nya dan kesamaan pada fenomenanya.
Kini,
banyak Psikolog I/O setuju bahwa konsep iklim organisasi dan kepuasan kerja
pada kenyataannya adalah berbeda. Schneider dan Snyder (1975) menyarankan bahwa
iklim organisasi adalah sebuah konsep deskriptif yang berdasarkan persepsi dari
organisasi sosial. Sedangkan kepuasan kerja adalah sebuah konsep afektif
berdasarkan perasaan tentang persepsi tersebut.
Schneider
dan Snyder mengungkapkan perbedaan ini atraktif karena memungkinkan hubungan
korelasi yang telah ditemukan diantar iklim organisasi dan kepuasan kerja.
Korelasi positif akan diobservasi diantara dua variable yaitu lebih banyak
persepsi positif mengenai iklim, dan lebih besar kepuasan kerja. Sementara pada
situasi lain, iklim bisa menjadi tidak penting buat kepuasan kerja, jadi tidak
ada korelasi antara keduanya jika hal ini terjadi.
Perbedaan
deskriptif dan afektif yang dibuat oleh Schneider dan Snyder membantu untuk
menjelaskan kelemahan hasil dari investigasi dalam hubungan antara
langkah-langkah dari iklim dan kepuasan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi
iklim mencakup performa kerja, absent, dan turnover, atau perilaku lainnya.
Singkatnya,
iklim organisasi adalah konsep deskriptif berdasarkan persepsi individu dari
lingkungan social sebuah organisasi. Ini akan cukup bukti, bilamana, iklim
organisasi memberikan pengaruh pada perilaku pekerja untuk melanjutkan riset
tentang persepsi pekerja terhadap karakteristik lingkungan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar