Selasa, 29 Mei 2012

Organizational Climate

Banyak sekali defenisi apa itu Iklim Organisasi menurut para ahli. Salah satunya menurut Hellriegel dan Slocum (1974), iklim organisasi merupakan konsensus dari persepsi para anggota mengenai mengenai bagaimana organisasi dan/atau subsistemnya berurusan dengan anggota dan lingkungannya.
            Karena konsep iklim organisasi ini didasarkan pada persepsi pribadi, kebanyakan ukuran dari konsep ini berdasarkan pada kuesioner. Kuesioner ini berisi berbagai pertanyaan kepada karyawan organisasi tentang persepsi mereka mengenai tujuan dan nilai prganisasi, perilaku dan kebijaksanaan pemimpin, dan aspek lain dari fungsinya. Ada beberapa kuesioner yang dikembangkan khusus untuk penggunaannya dalam organisasi bisnis antara lain The Organizational Climate Questionnaires (Litwin & Stringer, 1968) dan The Business Organizational  Climate Index (BOCI: Payne & Pheysey, 1971).
Dalam kuesioner BOCI ada beberapa pertanyaan yang digunakan. Dalam contoh di halaman 442 (L.N. Jewell) terdapat dua buah skala yaitu Skala Hubungan Perorangan yaitu bagaimana hubungan antar karyawan maupun antara karyawan dan atasannya. Kemudian ada Skala Rutin yang memberikan pertanyaan mengenai suasana organisasi yang dirasakan oleh karyawan. Kuesioner ini akan menyajikan beberapa pernyataan yang kemudian akan dipilih oleh karyawan apakah itu BENAR atau SALAH.
Penelitian tentang BOCI ini sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi, namun beberapa ahli psikologi juga mengungkapkan bahwa konsep ini terlalu sukar untuk diukur (Katz & Kahn, 1978). Campbell, Dunnette, Lawler, & Weick, 1970 juga mengemukakan masalah yang tidak mudah yaitu apakah kuesioner tersebut mengukur karakteristik organisasi atau karakteristik dari karyawan yang menjawab pertanyaan tersebut. Walaupun ada pro dan kontra terhadap kuesioner ini, namun penelitian dengan alat-alat yang tersedia tersebut pada saat ini menunjukkan bahwa iklim organisasi memang mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan.


Behavioral and Attitudinal Correlates of Organizational Climate
Kesulitan psikolog industri dan organisasi dalam mencapai kata sepakat mengenai ukuran dan arti dari organizational climate telah menciptakan kesulitan yang berkaitan dalam usaha mereka untuk menyelidiki pengaruh variabel ini terhadap perilaku orang sewaktu kerja. Tetapi terdapat beberapa kesimpulan untuk saat ini, sebagai berikut :
1.      Pertama, banyak karakteristik dari organisasi yang berinteraksi untuk menciptakan climate tersebut. Perilaku managerial sepertinya adalah alat paling signifikan dimana karakteristik ini di komunikasikan kepada karyawan individual (e.g., Kozlowski & Doherty, 1989; Schneider, Gunnarson, & Niles-Jolly, 1994), tapi itu hanya satu-satunya ketentuan dari climate atau iklim.
2.      Kedua, bahwa jumlah dari variabel, termasuk alam dari pekerjaan individual dan kelompok bekerja dan hubungan dia serta kepribadiannya (e.g., Hershberger, Lichtenstein, & Knox, 1994) mempengaruhi cara sudut pandang setiap pandangan individual bahwa elemen variasi yang membuat climate.
3.      Ketiga, perbedaan individual juga mempengaruhi respon terhadap organizational climate,     bagaimanapun juga, hal tersebut dapat dirasakan. Ini berarti bahwa meskipun dua orang karyawan memahami iklim organisasi dengan cara yang sama, reaksi mereka mungkin berbeda terhadap iklim tersebut.

Organizational Climate and Job Satisfaction
          Berbagai riset para Psikolog I/O mengenai iklim organisasi, lebih memfokuskan kepada hubungan antara persepsi iklim secara keseluruhan dan kepuasan kerja. Sebuah riset dari Johannesson (1973) mengungkapkan bahwa adanya korelasi positif antara iklim dan kepuasan kerja, atau dengan kata lain keduanya memiliki perbedaan pada term-nya dan kesamaan pada fenomenanya.
Kini, banyak Psikolog I/O setuju bahwa konsep iklim organisasi dan kepuasan kerja pada kenyataannya adalah berbeda. Schneider dan Snyder (1975) menyarankan bahwa iklim organisasi adalah sebuah konsep deskriptif yang berdasarkan persepsi dari organisasi sosial. Sedangkan kepuasan kerja adalah sebuah konsep afektif berdasarkan perasaan tentang persepsi tersebut.
Schneider dan Snyder mengungkapkan perbedaan ini atraktif karena memungkinkan hubungan korelasi yang telah ditemukan diantar iklim organisasi dan kepuasan kerja. Korelasi positif akan diobservasi diantara dua variable yaitu lebih banyak persepsi positif mengenai iklim, dan lebih besar kepuasan kerja. Sementara pada situasi lain, iklim bisa menjadi tidak penting buat kepuasan kerja, jadi tidak ada korelasi antara keduanya jika hal ini terjadi.
Perbedaan deskriptif dan afektif yang dibuat oleh Schneider dan Snyder membantu untuk menjelaskan kelemahan hasil dari investigasi dalam hubungan antara langkah-langkah dari iklim dan kepuasan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim mencakup performa kerja, absent, dan turnover, atau perilaku lainnya.
Singkatnya, iklim organisasi adalah konsep deskriptif berdasarkan persepsi individu dari lingkungan social sebuah organisasi. Ini akan cukup bukti, bilamana, iklim organisasi memberikan pengaruh pada perilaku pekerja untuk melanjutkan riset tentang persepsi pekerja terhadap karakteristik lingkungan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar