Rabu, 09 Mei 2012

Disfungsi Seksual dan Kesehatan Seksual

            Terdapat beberapa jenis masalah yang dapat mengganggu hubungan seksual yang sukses dan menyenangkan. Masalah in cukup umum dan dianggap abnormal hanya jika masalah itu berkepanjangan. Bahkan ketika berkepanjangan, itu tidak berarti bahwa individu tersebut memiliki masalah psikologis. Masalah seksual dapat dan biasanya terjadi pada individu normal.
Pengertian Disfungsi Seksual
Lahey              : Disfungsi seksual adalah gangguan pada setiap fase siklus reaksi seksual.
Richard P. Halgin  : Disfungsi Seksual adalah kelainan pada respon dan reaksi seksual individu.
            Disfungsi seksual yang  berbeda mungkin memiliki beberapa penyebab potensial yang berbeda, baik fisik dan psikologis. Penyebab secara fisik yang paling umum dari disfungsi seksual adalah penyalahgunaan obat atau alkohol. Beberapa dampak yang diakibatkan dari beberapa obat, dan beberapa bentuk penyakit.
Berikut akan diuraikan pengaruh beberapa jenis narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi.
·         Heroin
Heroin justru menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria terjadi penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan ejakulasi. Pada wanita, beberapa pengaruh buruk terjadi juga pada fungsi seksual dan reproduksi, yaitu menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan, mengecilnya payudara, dan keluarnya cairan dari payudara. Masalah seksual
·         Marijuana
Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi daripada rokok. Berbagai akibat pada fungsi. Beberapa akibat pada pria ialah mengecilnya ukuran testis (buah pelir) dan menurunnya kadar hormon testosteron. Lebih lanjut mengakibatkan pembesaran payudara
pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, dan gangguan sperma. Pada wanita terjadi gangguan sel telur, hambatan menjadi hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping dorongan seksual yang menurun.
·         Ecstasy
Karena bersifat stimulan, maka ecstasy menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, dan ingin bergerak terus. Tetapi walaupun memberikan pengaruh yang bersifat merangsang, tidak berarti ecstasy menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter dopamine di dalam otak. Dopamine merupakan neurotransmitter yang bersifat merangsang, termasuk terhadap perilaku seksual.
Maka peningkatan dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual. Pengguna ecstasy menjadi berani, tanpa kontrol, melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Bahkan pengguna ecstasy mungkin dapat melakukan suatu aktivitas seksual yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan normal. Perilaku seksual tanpa kontrol ini tentu sangat berisiko tinggi, antara lain bagi penularan Penyakit Menular Seksual, seperti HIV/AIDS.
·         Depresan
Depresan atau obat penenang yang digunakan berlebihan juga dapat menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual, baik pada pria maupun Wanita. Sebagai contoh penyalahgunaan barbiturat yang dapat mengganggu metabolism hormon testosteron dan estrogen. Maka pada wanita, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan gangguan menstruasi dan menurunnya dorongan seksual. Lebih jauh keadaan ini berakibat hambatan dalam mencapai orgasme.
Pada pria, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Kalau akibat ini timbul, justru bukan ketenangan yang didapat, melainkan menjadi semakin gelisah dan kecewa.
·         Alkohol
Untuk banyak pecandu alkohol, gangguan dari kehidupan individu dapat lebih langsung jelas dan penting dibandingkan dengan modifikasi zat kimia terjadi di dalam organisme mereka.
Jika salah satu pasangan dalam hubungan adalah seorang pecandu alkohol, maka masalah seksual kemungkinan akan menjadi salah satu hasil dari masalah ini.
Berkenaan dengan laki-laki, ini sering memanifestasikan dirinya sebagai disfungsi ereksi (DE), yang mungkin ada ketika itu adalah mabuk.
Alkoholisme juga memiliki dampak merugikan pada dorongan seksual: jangka panjang alkoholisme dikaitkan dengan kesulitan hormon banyak, di antaranya adalah penurunan hormon androgenik atau tingkat testosteron.
Sedangkan contoh penyakit yang mungkin mengakibatkan disfungsi seksual adalah diabetes. Kaum pria penderita Penyakit Diabetes Mellitus type 2, terutama mereka yang kelebihan berat badan, seringkali memiliki testosterone (kadar hormone laki-laki) dengan tingkat yang rendah, sehingga membuat mereka mempunyai kecenderungan untuk mengalami disfungsi seksual. Obesitas merupakan 'penunjuk yang signifikan' akan rendahnya testosteron. Gejala utama akan rendahnya tingkat testosteron mengurangi atau bahkan menghilangkan daya kemampuan seksual, mengurangi kemampuan berereksi, kelelahan, menurunkan stamina fisik dan menyebabkan perubahan suasana hati (mood).

Ini penting, oleh karena itu, semua orang yang bermasalah dengan fungsi seksual pertama-tama sebaiknya dievaluasi oleh dokter yang mengkhususkan diri dalam sistem reproduksi seksual, seperti dokter kandungan atau ahli urologi. Untungnya, ada solusi yang tersedia untuk kesulitan seksual disebabkan oleh masalah medis. Disfungsi seksual banyak disebabkan oleh faktor psikologis seperti kejenuhan, perasaan bersalah, stres yang berkepanjangan, dan pengalaman seksual yang tidak menyenangkan (Pangkahila, 2006).
Disfungsi seksual dikelompokkan berdasarkan fase respon seksual di mana akan terjadi : hasrat seksual, timbulnya seksual, dan orgasme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar