PENGUJIAN
HIPOTESIS
Pengujian Hipotesis
yang merupakan cabang dari statistic inferensial adalah pengujian yang
berhubungan dengan penerimaan atau penolakan sebuah hipotesis mengenai
parameter populasi. Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa
baik sampel dapat menjelaskan sebuah hipotesis. Sebelum mengumpulkan data yang
ditujukan untuk kepentingan hipotesis, seorang peneliti akan menetapkan
hipotesis nol dan hipotesis alternative.
HIPOTESIS NOL DAN
HIPOTESIS ALTERNATIF
Hipotesis
nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tentang tidak adanya
hubungan. Nilai hipotesis nol harus menyatakan dengan pasti nilai parameter. Hipotesis
alternative (H1) adalah hipotesis yang menyatakan tentang adanya
hubungan. Secara logika H0 berkontradiksi dengan dengan H1 karena
keduanya tidak dapat benar dalam waktu yang bersamaan.
Istilah
hipotesis nol dikenalkan oleh Ronald Fisher(1890-1962). Peneliti akan
menyatakan hipotesis nol dalam penelitiannya, tetapi peneliti berharap agar
hipotesis nol tersebut ditolak dan membawa pada penerimaan hipotesis
alternatif.
Ada tiga poin tentang
pengujian hipotesis
-
Hipotesis alternative tidak pernah bisa mencakup tanda sama dengan
(=)
-
Hipotesis alternative didasarkan pada salah satu dari
ketiga tanda ini ≠,
<, >
-
Hipotesis nol didasarkan pada ketiga
tanda berikut =, ≤, ≥
DIRECTIONAL ALTERNATIVE
HYPOTHESIS
Nondirectional
alternative hypothesis termasuk didalamnya adalah tanda tidak sama dengan (≠)
dan directional alternative hypothesis termasuk di dalamnya adalah tanda lebih
besar (>) atau tanda lebih kecil (<). Jika seorang peneliti menggunakan directional
alternative hypothesis dan terdapat
perbedaan besar
dalam arah
yang berlawanan, peneliti harus
menyimpulkan bahwa tidak ada
hubungan
dalam populasi. Jika peneliti tidak
menyatakan jenis hipotesis
alternatif yang digunakan, maka
dapat diasumsikan bahwa itu adalah alternatif
nondirectional.
PENGUJIAN
NILAI PROBABILITAS DAN MEMBUAT SEBUAH KESIMPULAN
Ketika seorang peneliti menyatakan
sebuah hypothesis nol, peneliti itu dapat
menggunakan prinsip-prinsip statistik inferensial untuk membangun sebuah model
probabilitas tentang apa yang akan terjadi jika hipotesis nol benar. Yang harus dilakukan adalah mengetahui hipotesis nol apa yang ingin diuji kemudian
setelah itu memilih tes statistik yang
sesuai.
Setelah
peneliti menetapkan hipotesis nol, mengumpulkan data penelitian, dan memilih
tes statistik menggunakan SPSS, program komputer akan menganalisis data
penelitian dan menyediakan sesuatu yang disebut probabilitas hasil penelitian dengan
asumsi bahwa hipotesis nol itu benar. Mendapatkan nilai probabilitas adalah ide
kunci dalam pengujian hipotesis karena penelitian dengan menggunakan nilai ini bertujuan
untuk membuat keputusan tentang hipotesis nol. Ketika nilai probabilitas kecil,
peneliti menolak hipotesis nol karena hasil penelitian akan mempertanyakan
hipotesis nol. Jika peneliti menolak hipotesis nol dan ragu-ragu menerima
hipotesis alternatif, maka kesimpulan adalah signifikan secara statistik. Tidak
signifikan maksudnya adalah perbedaan yang diamati antara kedua mean mungkin
hanya kebetulan.
Peneliti
mempertimbangkan nilai probabilitas yang kurang dari atau sama dengan .05
menjadi kecil dan nilai probabilitas yang lebih besar dari .05 relatif besar.
Jika nilai probabilitas lebih besar dari .05 maka peneliti tidak dapat menolak hypothesis nol. Pada dasarnya, setiap kali peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol berarti perbedaan tidak signifikan. Tingkat signifikansi adalah tingkat dimana peneliti dapat memutuskan kapan harus menolak hipotesis nol: (1) ketika nilai probabilitas kurang dari atau atau sama dengan tingkat signifikansi, peneliti menolak hipotesis nol dan (2) ketika nilai probabilitas lebih besar daripada tingkat signifikansi, peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol. Tingkat signifikansi .05 berarti bahwa jika hasil sampel yang diamati terjadi hanya 5 persen.
Jika nilai probabilitas lebih besar dari .05 maka peneliti tidak dapat menolak hypothesis nol. Pada dasarnya, setiap kali peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol berarti perbedaan tidak signifikan. Tingkat signifikansi adalah tingkat dimana peneliti dapat memutuskan kapan harus menolak hipotesis nol: (1) ketika nilai probabilitas kurang dari atau atau sama dengan tingkat signifikansi, peneliti menolak hipotesis nol dan (2) ketika nilai probabilitas lebih besar daripada tingkat signifikansi, peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol. Tingkat signifikansi .05 berarti bahwa jika hasil sampel yang diamati terjadi hanya 5 persen.
Setelah itu peneliti menetapkan
tingkat signifikansi selanjutnya menghitung nilai probabilitas yang bisa dengan
menggunakan spss.
Ada dua aturan dalam pengujian hipotesis:
Aturan I: jika nilai probabilitas kurang dari atau sama dengan tingkat signifikansi maka peneliti menolak hipotesis nol dan sementara menerima hipotesis alternatif.
Ada dua aturan dalam pengujian hipotesis:
Aturan I: jika nilai probabilitas kurang dari atau sama dengan tingkat signifikansi maka peneliti menolak hipotesis nol dan sementara menerima hipotesis alternatif.
Aturan 2: jika nilai
probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka peneliti tidak dapat
menolak hipotesis nol. Peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol dan menyimpulkan
bahwa hubungan ini tidak signifikan secara statistic.
MARTIKS KEPUTUSAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis
ini didasarkan pada data tidak lengkap. Hal ini bergantung pada teori probabilitas
untuk proses pengambilan keputusan. Akibatnya, pengambilan keputusan yang error
(salah) pasti akan terjadi beberapa kali.
Keputusan atau kesimpulan dikatakan benar
ketika: Tipe I ketika hipotesis nol benar dan peneliti tidak menolaknya. Tipe
II ketika hipotesis nol salah dan peneliti menolaknya.
kesalahan juga dibagi menjadi 2 tipe. Tipe I, peneliti menolak hipotesis nol yang benar. Kesalahan ini disebut positif ketika Peneliti salah menyimpulkan bahwa ada hubungan dalam populasi dan menyatakan signifikansi yang salah. Tipe II terjadi ketika peneliti tidak menolak hipotesis nol yang salah. Disebut kesalahan negatif karena peneliti telah salah menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan dalam populasi.
kesalahan juga dibagi menjadi 2 tipe. Tipe I, peneliti menolak hipotesis nol yang benar. Kesalahan ini disebut positif ketika Peneliti salah menyimpulkan bahwa ada hubungan dalam populasi dan menyatakan signifikansi yang salah. Tipe II terjadi ketika peneliti tidak menolak hipotesis nol yang salah. Disebut kesalahan negatif karena peneliti telah salah menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan dalam populasi.
PENGENDALIAN RESIKO
ERROR (KESALALAHAN)
Masalah
dengan menggunakan tingkat signifikansi yang lebih kecil adalah bahwa kesalahan
Tipe I dan Tipe II kesalahan cenderung berbanding terbalik. Dengan kata lain,
ketika Peneliti mencoba untuk mengurangi kemungkinan membuat kesalahan Tipe I,
peneliti biasanya meningkatkan kemungkinan membuat kesalahan Tipe II. Secara
khusus, jika peneliti menggunakan tingkat signifikansi lebih kecil maka akan
sulit untuk menolak hipotesis nol. Ketika peneliti mencoba membuat kesalahan
positif kurang mungkin, Peneliti cenderung untuk membuat kesalahan negatif lebih
mungkin. Solusinya adalah meningkatkan
ukuran sampel penelitian. Sampel yang lebih besar menyediakan tes yang lebih
sensitif atau kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar